Rabu, 02 Mei 2018

Predator Ulat Api "Sycanus leucomesus"


PENDAHULUAN
Sycanus adalah genus dari predator ulat (assasin bug) dan banyak spesies yang ditemukan di Africa maupun di Asia antara lain  Sycanus affinis Reuter, 1881,  Sycanus albofasciatus Bergroth, 1908,  Sycanus ater (Wolff, 1802), Sycanus atrocoerulens Signoret, 1862, Sycanus bifidus (Fabricius,1787), Sycanus collaris (Fabricius,1785), Sycanus croceovittatus Dohrn, 1959, Sycanus dubius Paiva, 1919, Sycanus falleni Stal, 1863, Sycanus galbanus Distant, 1906, Sycanus indagator Stal,1863, Sycanus inermis Distant, 1902, Sycanus pyrrhomelas Walker, 1873, Sycanus reclinatus Stal Dorn, 1859, Sycanus rubicratus Stal, 1874, Sycanus ventralis Distant, 1919, Sycanus versicolor Dohrn, 1859, Sycanus vividus Distant, 1919.

Sycanus masuk dalam keluarga Reduviidae adalah keluarga kosmopolitan besar dari ordo Hemiptera (bug sejati). Mereka dapat dianggap sedikit tidak biasa, tetapi mereka sangat umum di antara Hemiptera karena hampir semua adalah predator dalam penyergapan terestrial (kebanyakan predator Hemiptera adalah akuatik). Contoh utama Reduviidae nonpredatory adalah beberapa ektoparasit penghisap darah di subfamili Triatominae. Meskipun pengecualian spektakuler diketahui, sebagian besar anggota keluarga cukup mudah dikenali; mereka memiliki leher yang relatif sempit, bangunan kokoh, dan belalai lengkung yang tangguh (kadang-kadang disebut rostrum). Spesimen besar harus ditangani dengan hati-hati, jika memang ada, karena kadang-kadang mereka membela diri dengan tusukan yang sangat menyakitkan dari belalainya.

Dengan kemampunnya itu Predator Reduviidae menggunakan belalainya (rostrum) yang panjang untuk menyuntikkan ludah atau airliur (saliva) mematikan yang akan mencairkan bagian dalam mangsanya, yang kemudian disedot keluar. Air liur ini mengandung enzim yang mencerna jaringan yang mereka telan. Proses ini umumnya disebut sebagai pencernaan ekstraoral. Saliva umumnya efektif membunuh mangsa secara substansial lebih besar dari bug itu sendiri.

Biologi
Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris. Sycanus  betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya. Dari 68 pasang imago Sycanus , hanya 50% dari telurnya yang menetas. Semua telur (15-119 telur per kelompok) menetas dalam hari yang sama. Masa inkubasi telur adalah 11 -  39 hari (Zulkefli dkk, 2004).  Nimfa mengalami pergantian kutikula sebanyak lima kali sebelum mencapai fase dewasa. Nimfa yang baru muncul berwarna kekuning-kuningan  pada kepala, toraks dan abdomennya. Tungkai coklat dengan bagian femur dan tibia lebih gelap. Nimfa instar pertama hidup berkelompok dan mengubah posisi dalam jangka waktu pendek dengan bersilangan satu sama lain. Instar kedua membutuhkan waktu yang lebih pendek sebelum berganti kulit menjadi instar  berikutnya. Warnanya sama dengan instar yang pertama kecuali pada bagian tubuhnya (Zulkefli dkk, 2004). 

Nimfa instar ketiga lebih gelap daripada nimfa instar kedua. Bintik pada abdomen juga lebih lebar. Perbandingan antara  perbedaan mangsa menunjukkan tidak banyak perbedaan pada ukuran tubuh. Nimfa instar keempat membutuhkan waktu tiga minggu sebelum berganti kulit menjadi instar berikutnya. Hampir semua nimfa berhasil menjadi imago, dan  hanya sedikit imago tidak normal karena pergantian kutikula yang sulit. Masa nimfa ± 69 hari (Zulkefli dkk, 2004). Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari ukuran tubuh dan bagian abdomennya. Imago jantan lebih kecil dibandingkan dengan imago betina. Imago yang baru terbentuk tidak dapat bergerak selama 15 - 20 menit (Zulkefli dkk, 2004). 

Sycanus  relatif mudah dikenali karena bentuknya yang khas. Kepik ini memiliki ciri kepala memanjang, bagian belakang kepala menggenting mirip leher, rostrum pendek dan kokoh. Tubuhnya berwarna hitam dengan tanda segitiga kuning di bagian tengah sayap depan. Bagian tengah abdomennya melebar sehingga tidak tertutupi oleh sayapnya. Panjang tubuh 2,25 cm dan lebar bagian abdomen 0,5 cm (Mukhopadhyay dan Sarker, 2009). Kepik ini adalah pemburu yang ganas (assasin bug). Sewaktu mencari mangsa geraknya lamban, tetapi jika mangsa telah ditemukan pada jarak tertentu akan menyergap dengan tiba-tiba dan mengisap habis cairan tubuh mangsa tersebut (Susilo, 2007).

Nimfa Sycanus  mempunyai siklus hidup yang lama, aktivitas makan lambat dan berlangsung pada siang hari. Ketika ulat api tersedia, kepik ini akan menusuk dengan segera dan mengisap cairan tubuh ulat dalam waktu 4 sampai 5  jam (Sipayung dkk, 1988). Dalam satu hari tidak banyak ulat yang dapat dimangsa, seekor Sycanus  dapat mengkonsumsi ± 430 ulat selama hidupnya (Wood, 1971).

Media Hidup
Untuk memperbanyak dan mempertahankan populasi predator di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan insektisida kimia maupun herbisida dalam mengendalikan gulma sebagai sumber makanan bagi imago predator. Media hidup dan tempat berlindung bagi predator Sycanus leucomesus adalah tanaman  Tunera subulata atau Tunera ulmifolia atau tanaman pukul delapan dengan ciri daun berwarna kuning dan putih, disamping itu ada juga tanaman yang menjadi media hidup bagi S. leucomesus yakni tanaman Elephantopus tomentosus merupakan tanaman herba yang termasuk kedalam famili asteraceae. Nama lain tumbuhan ini adalah devil’s Grandmother Elephant's Foot, Elephantsfoot, Hairy Elephantfoot atau Hairy Tobaccoweed untuk indonesia sendiri sering disebut Tapak Gajah atau Tapak Liman. E. tomentosus merupakan tumbuhan herba perenial yang dapat tumbuh didaerah tropis dan sub tropis dengan ketinggian 10-600 m diatas permukaan laut. Sering ditemukan pada tanah berpasir dan butuh pencahayaan yang tinggi. Elephantopus tomentosus memiliki toleransi rentang toleransi yang luas sehingga mudah tumbuh, memiliki daya tahan hidup yang tinggi dan tersebar luas.


Media hidup dan tempat berlindung bagi predator Sycanus leucomesus adalah tanaman Elephantopus tomentosus merupakan tanaman herba yang termasuk kedalam famili asteraceae. Nama lain tumbuhan ini adalah devil’s Grandmother Elephant's Foot, Elephantsfoot, Hairy Elephantfoot atau Hairy Tobaccoweed. E. tomentosus merupakan tumbuhan herba perenial yang dapat tumbuh didaerah tropis dan sub tropis dengan ketinggian 10-600 m diatas permukaan laut. Sering ditemukan pada tanah berpasir dan butuh pencahayaan yang tinggi. Elephantopus tomentosus memiliki toleransi rentang toleransi yang luas sehingga mudah tumbuh, memiliki daya tahan hidup yang tinggi dan tersebar luas.
 

Sumber :
1. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Sycanus3.jpg/1200px-Sycanus3.jpg
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Sycanus
3. https://en.wikipedia.org/wiki/Reduviidae
4. http://www.academia.edu/34932316/Pengendalian_Hama_Ulat_Api
5. https://keyserver.lucidcentral.org/weeds/data/media/Images/antigonon_leptopus/antigononleptopus24.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun