Rabu, 31 Januari 2018

Pelepah Sawit Sebagai Pakan Ternak


Pelepah segar kelapa sawit sebagai pengganti hijauan pakan ternak dapat diberikan sebanyak 50 - 60 % dan untuk meningkatkan konsumsi dapat dicampur dengan bahan pakan lain seperti gula tetes/molases, dedak dll.

Pakan memiliki peranan penting bagi perkembangan ternak ruminansia baik untuk memenuhi kebutuhan pokok, pertumbuhan, maupun produksi (susu, anak dan daging) atau sebagai sumber tenaga, maka pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pemeliharaan/budidaya ternak. Keberhasilan maupun kegagalan usaha ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan. Disamping pengaruhnya yang besar terhadap perkembangan ternak, faktor pakan juga merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan. Dalam hal ini, biaya pakan dapat mencapai ± 70 % dari seluruh biaya produksi.

Pemberian pakan pada ternak harus memenuhi standar kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan baik secara kualitas maupun kuantitas. Di samping itu, pakan ternak juga harus palatabel, mudah dicerna dan aman serta harganya terjangkau oleh peternak. Dengan tersedianya pakan yang memenuhi standar kebutuhan dan terjangkau harganya, maka diharapkan dapat meningkatan produksi ternak ruminansia seperti Sapi potong. Pakan ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan konsentrat.
Dengan penyediaan pakan ternak yang murah dan mudah didapat dari bahan pakan lokal yang tersedia secara terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya ternak sapi potong serta dapat memenuhi kebutuhan za gizi ternak, perlu diupayakan agar memperoleh pendapatan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan budidaya ternak yang dilakukan.

Ternak sapi potong sebagai penghasil daging yang merupakan sumber protein hewani bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia, tetapi juga dilihat dari fungsi non pangan seperti penyediaan tenaga kerja ternak, kotoran ternak untuk penyubur tanaman, serta fungsi lainnya dalam membantu mempertahankan kelangsungan hidup dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, perkembangan budidaya ternak sapi potong, perlu diupayakan secara baik.
Sebagai upaya dan untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi potong salah satunya dapat memanfaatkan Pelepah Kelapa Sawit sebagai pakan ternak sapi potong, baik pelepah segar maupun silase pelepah. Bahan pakan ini berasal dari pemangkasan tanaman kelapa sawit pada saat panen atau rutin setiap 6 bulan. Potensi produksi yang dapat dihasilkan dari luasan 1 Ha adalah sebanyak 10 ton bahan kering per tahun. Kandungan gizi bahan pakan ini adalah bahan kering 75 - 80 %, protein kasar 2 - 3 %, selulosa 30 - 34 %, hemiselulosa 34 - 36 % dan lignin 16 - 18 %.

Cara pembuatan pelepah segar yaitu kulit pelepah dikupas secara manual, selanjutnya daging pelepah dicacah. Ukuran diameter cacahan 1 - 4 cm (tergantung jenis ternak). Bagian daging dapat digiling untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih halus. Pelepah ini diberikan kepada ternak sebagai pakan dasar dan dapat menggantikan hijauan pakan ternak sejumlah 50 - 60 %. Untuk meningkatkan konsumsi, pelepah kelapa sawit dapat dicampur dengan bahan pakan lain seperti gula tetes/molases, dedak dan lain-lain. Untuk produksi dalam skala besar dapat menggunakan mesin yang dirancang khusus seperti chooper (pencacah) atau grinder (penggiling).

Cara pembuatan silase pelepah kelapa sawit, kulit pelepah dikupas secara manual, selanjutnya daging pelepah dicacah 2 - 4 cm. Cacahan pelepah segar (300 - 400 kg) diperciki secara merata dengan larutan urea (3 - 4 kg urea/100 liter air). Cacahan dimasukkan ke dalam drum, dipadatkan dan ditutup rapat untuk menghasilkan kondisi tanpa udara, dan selanjutnya dibiarkan selama 2 - 3 minggu dan siap diberikan kepada ternak sebagai pakan dasar.
Dengan memanfaatkan pelepah kelapa sawit sebagai pakan ternak ini merupakan suatu terobosan yang dapat dilakukan untuk medayagunakan limbah atau hasil sampingan pertanian yang tidak terbuang sia-sia sehingga mempunyai nilai ekonomi dan bisa menambah pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan keluarganya sekaligus menambah semangat para petani/peternak. 


Sumber : bbrexploration.wordpress.com
 

Herbisida Bahan Aktif Diuron

Diuron merupakan herbisida dari turunan urea dalam bentuk Tepung yang dapat disuspensikan dalam air. Herbisida ini merupakan herbisida yang selektif dan dipakai lewat tanah, walaupun ada beberapa yang lewat daun. Termasuk dalam kelompok ini adalah diuron, linuron, dan monuron.

Herbisida diuron bersifat sistemik sama seperti glifosat yang bersifat sistemk. Herbisida ini biasanya diabsorbsi melalui akar dan ditranslokasikan ke daun melalui batang. Pemakaian lewat daun tidak ditranslokasikan lagi. Di dalam tubuh tumbuhan diuron mengalami degradasi, terutama melalui pelepasan gugus metil. Herbisida diuron menghambat reaksi Hill pada fotosintesis, yaitu dalam fotosistem II. Dengan demikian pembentukan ATP dan NADPH terganggu (Tjitrosoedirdjo dkk., 1984).

Seperti kebanyakan herbisida yang berasal dari golongan urea, diuron lebih cepat diserap melalui akar tumbuhan dan dengan segera ditranslokasikan ke bagian atas tumbuhan (daun dan batang) melalui sistem apoplastik. Ada dua hal yang menyebabkan diuron tetap berada di permukaan tanah dalam waktu yang relatif agak lama yaitu : (1) tidak mudah larut dalam air sehingga diuron mempunyai kemampuan untuk bertahan dari pencucian dan (2) tingkat absorbsi yang tinggi oleh koloid tanah. Toksisitas diuron sangat tinggi untuk kecambah tumbuhan pengganggu Ashton dkk. (1982),.

Gejala yang terjadi akibat aplikasi diuron tergantung pada jenis tumbuhan itu sendiri. Biasanya kematiannya diawali pada ujung daun dan apabila ujung daun telah mati, maka tidak akan  terjadi turgor lagi. Kemudian akan khlorosis yang biasanya akan diikuti oleh pertumbuhan yang lambat dan kematian yang mendadak. Menurut Radosevich (1997) dalam Agustanti (2006)  enyatakan herbisida pratumbuh diuron biasanya diaplikasikan melalui tanah dan biasanya disemprotkan mengelilingi tanaman pokok atau disemprotkan diantara barisan untuk meningkatkan selektivitas herbisida.

Herbisida diuron diabsorbsi dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis. Herbisida tersebut merupakan herbisida pratumbuh. Herbisida pratumbuh seperti diuron umumnya mempunyai persistensi dan mobilitas yang tinggi dalam tanah, yang memang diperlukan agar kinerja herbisida tersebut optimum (Tomlin, 2005).

Herbisida diuron diabsorbsi dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis. Herbisida tersebut merupakan herbisida pratumbuh. Herbisida pratumbuh seperti diuron umumnya mempunyai persistensi dan mobilitas yang tinggi dalam tanah, yang memang diperlukan agar kinerja herbisida tersebut optimum (Tomlin, 2005).

perbedaan morfologis dapat mempengaruhi selektifitas herbisida. Bagian luar tumbuhan merupakan pertimbangan pertama bagi selektifitas herbisida. Adanya perlindungan pada bagian meristematik dan bagian yang mempengaruhi penyerapan herbisida. Pada gulma golongan daun
lebar, mempunyai meristem pada ujung tumbuhan yang dapat langsung terkena herbisida sehingga gulma daun lebar menjadi lebih peka terhadap herbisida. Sementara pada gulma berdaun sempit seperti rumput memiliki meristem yang terlindungi sehingga menjadi kurang peka terhadap herbisida.Moenandir (1990)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
  1. Herbisida diuron pada dosis 1000-1500 g/ha efektif mengendalikan gulma total, golongan rumput, dan gulma dominan Digitaria ciliaris hingga 8 MSA (Minggu Setelah Aplikasi), pada dosis yang sama efektif mengendalikan gulma golongan daun lebar hingga 12 MSA, sementara dosis 1500 g/ha efektif mengendalikan gulma dominan Praxelis clematidea hingga 8 MSA
  2. Herbisida diuron pada dosis 750-1500 g/ha efektif mengendalikan gulma golongan teki, gulma dominan Eleusine indica, Dactyloctenium aegyptium, dan Cyperus iria hingga 4 MSA, sementara pada dosis yang sama mampu mengendalikan gulma dominan Calopogonium mucunoides hingga 12 MSA.
Saat ini terdaftar 26 merek dagang bahan aktif diuron yang beredar dan memiliki ijin edar di indonesia, sebagai berikut


No Merek Dagang Pemegang Terdaftar
1 Bimaron 80 WP PT. Nufindotama Makmur
2 Bimaron 500 SC PT. Nufindotama Makmur
3 Bioron 80 WP PT. Probio International Chemical
4 Buron 80 WP PT. Saprotan Utama
5 Centaron 80 WP PT. Centa Brasindo Abadi
6 Daimex 80 WP PT. Dharma Guna Wibawa
7 Dironex 80 WP PT. Dalzon Chemical Indonesia
8 Diurex 80 WP PT. Royal Agro Indonesia
9 DKHexaron 60 WG PT. Danken Indonesia
10 Gulmaron 500 SC PT. Tribina Tani Karya
11 Gulmaron 80 WP PT. Tribina Tani Karya
12 Karmex 80 WP PT. Dupont Agricultura
13 Maron 500 SC PT. Petrokimia Kayaku
14 Maron 80 WP PT. Petrokimia Kayaku
15 Navaron 80 WP PT. Petrokimia Kayaku
16 Para-Col 250/180 SL* PT. Syngenta Indonesia
17 Ronindo 80 WP PT. Inti Everspring
18 Sidaron 80 WP PT. Petrosida Gresik
19 Sidaron 500 EC PT. Petrosida Gresik
20 Sidaron 500 EC PT. Petrosida Gresik
21 Sinaron 80 WP PT. Sinamyang Indonesia
22 Taniron 80 WP PT. Tani Mas Subur
23 Thioron 550 SC PT. Sinar General Industries
24 Torero 80 WP PT. Biotis Agrindo
25 Velpar 60 WG PT. Duppont Indonesia
26 Viaron 80 WP PT. Kresna Bumitama Sejati

Sumber : EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH DIURON PADA GULMA DI PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Oleh DANNY FHAISAL AKBAR

Herbisida Bahan Aktif Sipermetrin


Saat ini para petani kita sudah tidak lagi mengatasi serangan hama tanaman dengan pengendalian hama tanaman secar terpadu, dimulai dengan cara mekanis hingga penanggulangan secara biologis baik dengan menggunakan predator,parasitoid, maupun baccilius, tetapi dengan menggunakan cara instan yakni pengendalian hama dengan menyemprotkan cairan kimia insectisida maupun herbisida, guna menanggulangan hama tanaman.

Penggunaan bahan kimia dalam penanggulangan hama tanaman harus di lihat dari berbagai aspek, misalnya tingkat serangan yang membahayakan dan seporadis dalam lingkup yang luas, tidak adanya predator alami di areal yang kena serangan, dan lain sebagainya, juga aspek kesehatan bagi aplikatornya.

Terlepas dari dampak keuntungan dan kerugian penggunaan insectisida dalam penanggulangan hama tanaman, berikut saya akan menamilkan bahan aktiv "sipermetri/cypermetrin)  sebagai agen pengendalian hama tanaman secara kimiawi.

Sipermetrin adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama ulat  dan insectisida lainnya seperti Ulat grayak, , ulat tanah, kutu daun, kepik hijau, ulat buah, belalang, semut, ulat tongkol, bahkan ulat api dan ulat kantung pada tanaman kelapa sawit, tetapi juga efektif dalam membasmi predatornya dari jenis serangga penusuk dan penghisap  dari ordo Lepidoptera, Hemiptera, Homoptera dan Coleoptera, sehingga penggunaannya perlu dicermati dan di analisa dengan seksama.

Cara kerja racun sipermetrin adalah cepat melumpuhkan dan mematikan serangga hama, dan daya kerjanya sebagai racun kontak dan racun perut dapat menyebabkan serangga hama mati setelah terkena semprotan langsung, bersentuhan atau memakan daun/bagian lain tanaman yang di semprot, sehingga hama tanaman dapat dikendalikan secara tuntas  pada pertanaman jagung, kakao, kapas, kedelai, kubis, sawi teh dan tembakau. 


Sipermetrin  dalam penggolongan IRAC (Insecticide Resistance Action Committee) termasuk golongan 3A Piretroid. Golongan piretroid merupakan racun kontak dan lambung yang bekerja pada sistem saraf serangga dan mengganggu fungsi neuron oleh interaksi dengan saluran natrium. Insektisida ini tidak menimbulkan fitotoksik  pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk. Sipermetrin mudah larut dalam air dan tidak mengganggu peralatan semperot. Kelas bahaya (WHO) termasuk dalam kelas II (bahaya) dengan keterangan pernyataan bahaya yaitu “BERBAHAYA” dan warna pita piktogram pada label berwarna kuning tua.

Bahan aktif  Sipermetrin membantu efisiensi biaya di kebun sebagai contoh misalnya   Sethotosea Asigna adalah salah satu jenis  ulat api kerap menyerang tanaman khususnya daun tanpa kenal waktu. Penyebabnya, sumber makanan sudah tersedia di perkebunan. Kendati, serangan ulat api tidak mematikan tanaman tetapi akan berdampak kepada penurunan produktivitas hasil panen.  Itu sebabnya, keberadaan ulat api dinilai serius oleh kalangan planters,  kandungan bahan aktif ini bertujuan membantu efisiensi pemakaian insektisida, yang nantinya akan membantu penghematan biaya. Selain itu pula, racun cepat bekerja menekan populasi ulat api. Sifat racun ini adalah kontak dan lambung.

Dengan kandungan Sipermetrin tersebut, racun akan mengakibatkan hama kejang-kejang sehingga mengganggu saraf hama, setelah terjadinya penghambatan saluran natrium impuls saraf.  Terganggunya saraf akan menyebabkan hama ulat api mati. Hama yang terkena larutan Sipermetrin akan mati dalam hitungan menit. Kemampuan ini tidak  terlepas dari efek knockdown produk ini. Selain itu, Sipermetrin dapat dipergunakan untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa sawit. Kalangan planters tidak perlu khawatir dalam aplikasi Sipermetrin karena mudah dilakukan  lewat dua metode. 

Pertama, memakai handsprayer/knapsack/mist blower yang berdasarkan ujicoba, dosis 250 cc per hektare  dengan konsentrasi 0,05 – 0,07% (7,5 – 100 cc/15 liter air). Tingkat kematian hama dapat mencapai 90%-95%. Kedua,dipakai fogging yang dari uji coba dosis 250 cc per hektare dengan konsentrasi 5% dan kecepatan jalan 2 km/ jam. Fogging ini memakai alat  berkapasitas solar 5-6 liter. Kematian ulat api setelah 3 hari dapat mencapai 89%-92%.

Tetapi di perkebunan sawit, cara fogging adalah alternatif terakhir dalam mengendalikan ulat api karena berpotensi membunuh musuh alami dan binatang menguntungkan lainnya. “Alternatif lain dipakailah metode penyemprotan. Tapi metode ini juga mempunyai kelemahan karena sulit menjangkau bagian atas tanaman khususnya tanaman yang sudah menghasilkan (tinggi),”
Kendati demikian untuk aplikator tetap harus mengikuti aturan lewat penggunaan peralatan keamanan kerja  (APD) antara lain masker, baju mantel, helm, sepatu boots, sarung tangan, senter dan kacamata. 

PETUNJUK PENGGUNAAN

  • Gunakan air lapang biasa yang tidak mengandung lumpur dan kotoran lainnya. Bila perlu siapkan air satu malam sebelum penyemperotan agar lumpur dan kotoran lainnya mengendap.
  • Waktu aplikasi pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 4.
  • Lakukan penyemperotan pada waktu cuaca cerah dan diperkirakan hujan tidak turun dalam waktu 4-6 jam setelah penyemperotan.
  • Gunakan dosis dan volume semperot yang dianjurkan.
Bahan aktif sipermetrin diketahui efektif  terhadap hama-hama pada tanaman Kelapa Sawit (Ulat Api) bawang merah (ulat grayak), cabai (penghisap daun), jagung (belalang), kapas (penggerek buah), kedelai (lalat bibit, perusak daun, penggerek polong),  kentang (trips), kubis (perusak daun), lada (penghisap buah, penghisap bunga), melon dan semangka (kutu daun dan trips), teh (penggulung daun), tembakau (penggerek pucuk, perusak daun), tomat (penggerek buah).

Produk berbahan aktif Sipermetrin yang terdaftar di dirjen Prasarana dan sarana pertanian ada kurang lebih 128 produk untuk pertanian dan perkebunan kelapa sawit, berikut produk yang menggunakan bahan aktif Sipermetrin yang beredar di Indonesia


No Merek Dagang Pemegang Terdaftar
1 Aakrosh 50 EC PT. Royal Agro Indonesia
2 Agrosiper 100 EC PT. Excel Meg Indo
3 Arfo 30 EC PT. Indagro
4 Arrivo 30 EC PT. Bina Guna Kimia
5 Arrow 200 EC PT. Mio Life Sciences Indonesia
6 Astertrin 250 EC PT. Agro Sejahtera Indonesia
7 Atro 30 EC Sharp Formulators CO.Ltd, India
8 Banter 21/50 EC PT. Dharma Guna Wibawa
9 Basma 200 EC PT. Dalzon Chemicals
10 Bayu 100 EC UD. Tirada Agro
11 Bento 50 EC PT. Kresna Bumitama Sejati
12 Biotermikill 100 EC PT. Biotek Sarana Industri
13 Blasterin 30 EC PT. Rekayasa Sumberdaya Hayat
14 Blockade 100 EC PT. Bumi Makmur Lestari
15 BM Cychlophos 500/50 EC PT. Behn Meyer, Pupuk dan Agrokimia
16 BM Cyperkil 50 EC PT. Behn Meyer, Pupuk dan Agrokimia
17 Bravo 50 EC PT. Inti Everspring Indonesia
18 Capture 50 EC PT. Bina Guna Kimia
19 Capture 100 EC PT. Bina Guna Kimia
20 Cedric 100 EC PT. Tirta Bumi Semesta
21 Celcide 90 EC PT. Ratkill Indonesia
22 Combine 550/60 EC PT. Geka Mitra Niaga
23 Conserve 500/50 EC PT. Artha Wijaya Arumjaya
24 Copa 100 EC CV. Indra Karya
25 Crowen 113 EC PT. Johny Jaya Makmur
26 Crown 100 EC PT. Mintarosa Raya
27 Cycat 50 EC PT. Deltagro Mulia Sejati
28 Cymbush 50 EC PT. Syngenta, Indonesia
29 Cypergard 100 EC PT. Chemigard
30 Cyperin 250 EC PT. United phosphorus
31 Cypermax 100 EC PT. Multi Sarana Indotani
32 Cyplus 100 EC CV. Phycozan Indonesia
33 Cypronex 400/40 EC PT. Royal Agro Ndonesia
34 Cyrux 50 EC CV. Abadi Jaya Agrochemical
35 Dasatrin 110 EC PT. Fortuna Mulia Sejati
36 Demon 100 EC PT. Syngenta,Indonesia
37 Domino 100 EC CV. Indra Mukti
38 Done 200 EC UD. Dissano
39 Dynomite 100 EC PT. Inter Aneka Lestari
40 Enborer 100 EC PT. Agricon
41 Erkatrin 30 EC PT. Rolimex Kimia Nusamas
42 Erkatrin 100 EC PT. Rolimex Kimia Nusamas
43 Etbaf 200 EC CV. Makmur Agrisarana
44 Exocet 50 EC PT. Petrokimia Kayaku
45 Famethrin 45 EC PT. Fadjarpurnama Pratama Inti
46 Fastrin 100 EC PT. CAC Indonesia
47 Fostin 610 EC PT. Sari Kresna Ki mia
48 Genius 100 EC PT. Aneka Jasa Grahadika
49 Granola 30 SL PT. Indagro
50 Grosero 230 EC PT. Johny Jaya Makmur
51 Halona 200/50 EC PT. Sari Kresna Kimia
52 Hoky 30 EC PT. Sari Kresna Kimia
53 Innotan 550 EC PT. Mekar Warna Sari
54 Inseckil 50 EC PT. Bumi Makmur Lestari Utama
55 Instop 311 EC PT. Petrokimia Kayaku
56 Jack 30 EC PT. Agro Guna Makmur
57 Jeel 50 EC PT. Indo Pest Biochem
58 Jose 200 EC PT. Petrosida Gresik
59 Kabrux 160/10 EC CV. Rowano
60 Kencis 260 EC PT. Kenso INdonesia
61 Kokan 100 EC CV. Alam Samudera
62 Krakatau 100 EC PT. Wika Kurnia Equator
63 Lander 250 EC PT. Sinar General Industries
64 Larutan 8 Dewa 400 EC PT. Karunia Sumber Jaya
65 Limpidor 30/125 EC PT. Dharma Guna Wibawa
66 Luzon 100 EC CV. Kurnia Tehnik
67 Manggatox 50 EC PT. Sinar General Industries
68 Mastax 50 EC PT. Mastalin Mandiri
69 Megacyper 250 EC PT. Meghmani Organics Indonesia
70 Merci 30 EC PT. Geka Mitra Niaga
71 Metachlor 650 EC PT. Sinar General Industries
72 Metal 30 EC PT. Petrokimia Kayaku
73 Metrin 30 EC CV. Kurnia Teknik Service
74 Miodan 50 EC PT. Mekar Warna Sari
75 Miodan 25 WP PT. Mekar Warna Sari
76 Mipro 50 EC PT. Indo Pest Biochem
77 Mothrin 100 EC PT. Sumitomo Indonesia
78 MP Amytrin 100 EC PT. Harmoni Global Lestari
79 Nurban 550 EC CV Rowano
80 Nurelle D 500/50 EC PT. Dow AgroSciences
81 Opera 100 EC CV. agro Chemica
82 Pelle 50 EC PT. Tunas Harapan Murni
83 Pentasip 30 EC PT. Pentagro Fertila Utama
84 Predict 30 EC PT. Dalzon Chemicals Indonesia
85 Prevail 100 EC PT. Bina Guna Kimia
86 Prodex 505 EC PT. Dharma Guna Wibawa
87 Protrin 250 EC PT. Centa Brasindo Abadi
88 Rajapromotrin 300 EC CV. Mahakam
89 Rajatrin 250 EC PT. Excel Meg Indo
90 Raprap 100 EC CV. Titian Mandiri
91 Ripcord 5 EC PT. BASF Indonesia
92 Rizotin 100 EC CV. Uni Agro
93 Rizotin 40 WP CV. Uni Agro
94 Ronsha 550 EC PT. Remaja Bangun Kencana
95 Royalcyper 250 EC PT. Royal Agro Indonesia
96 Sakarum 550 EC PT. Dharma Guna Wibawa
97 Salvo 30 EC PT. Mitra Kreasidharma
98 Sancord 50 EC PT. Deltagro Mulia Sejati
99 Sangit 50 EC PT. Sinar General Industries
100 Santrino 100 EC PT. Winatek Widita
101 Sarpeco 35 EC PT. Pakar Widyachemindo
102 Scud 50 EC PT. Biotis Agrindo
103 Scud 100 EW PT. Biotis Agrindo
104 Sentrin 50 EC PT. Intec
105 Sherpa 50 EC PT. Bayer Indonesia
106 Sidamethrin 50 EC PT. Petrosida Gresik
107 Silatrin 100 EC PT. Perdana Agro Mandiri
108 Sinachlorin 600 EC PT. Sinamyang Indonesia
109 Sistrin 75 EC CV. Inti Tehnika
110 Smack Down 100 EC CV. Pojok Indah Group
111 Sopeton 108 EC PT. Petrokimia Kayaku
112 Starban 585 EC PT. Biotis Agrindo
113 Starelle 660 EC PT. Mitra Kreasidharma
114 Sutrin 100 EC PT. Sari Kimia Unggul
115 Tanicord 50 EC PT. Tani Mas Subur
116 Tikam 50 EC PT. Adil Makmur Fajar
117 Tombak 189 EC PT. Petrokimia Kayaku
118 Torrent 650 EC PT. Dharma Guna Wibawa
119 Total 10/40 EC PT. Multi Sarana Indotani
120 Unicide 50 EC CV. Indonesia Malaysia Multizagro
121 Vertigo 100 EC PT. Dalzon Chemical
122 Vigor 100 EC PT. Sari Kresna Kimia
123 Vitathrin 50 EC CV. Binangun Agro Lestari
124 Vivo 30 EC CV. Agro Mulia
125 Xentium 130 EC PT. Kristalindo Karunia Internasiona
126 Yasithrin 30 EC PT. Yasida Makmur Abadi
127 Youthrin 100 EC PT. Youth Internationa
128 Zaala 50 EC PT. Global Agro Mandiri

Petunjuk Keselamatan Penggunaan Bahan Kimia
  • Pada waktu menggunakan insektisida ini jangan minum, makan atau merokok.
  • Pada waktu membuka wadah, memindahkan, mencampur dan menyemprot pakailah sarung tangan, masker penutup mulut, topeng muka, pakaian berlengan panjang dan celana panjang.
  • Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja cucilah tangan atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air dan sabun.
  • Setelah digunakan, alat untuk menakar, mencampur dan menyemprot insektisida ini serta pakaian pelindung dibersihkan dengan air.
  • Usahakan insektisida ini atau kabut semprotannya tidak mengenai mata dan kulit.
  • Jangan mengotori kolam, perairan dan saluran air dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.
  • Jangan membawa ternak masuk ke daerah yang diperlakukan dengan insektisida ini.
  • Simpanlah insektisida ini tertutup rapat ditempat sejuk dan kering, terkunci serta diluar jangkauan anak anak, jauh dari bahan makanan dan dari api.
  • Rusaklah wadah bekas dan kemudian kubur sekurang kurangnya setengah meter ke dalam tanah ditempat yang jauh dari sumber air.