Minggu, 08 April 2018

Hama Ulat Api Darna trima


Siklus hidup ulat api dari jenis Darna trima. dimulai dari fase telur selama 3 sd 5 hari, kemudian fase larva yang dibagi 7 instar selama 36 sd 33 hari, dan fase pupa selama 10 sd 14 hari. Larva ulat api jenis ini berwarna hijau kekuning-kuningan hingga coklat. Setelah menetas, larva muda yang masih berada dalam instar 1 mulai memakan jaringan epidermis bagian bawah dari daun tanaman yang diserang hingga daun menjadi transparan dan nekrosis. Pada instar kedua, serangan ulat daun menjadi sangat ganas dengan memakan semua daun hingga habis dan menyisakan tulang daunnya saja. Untuk kelapa sawit, kategori serangan dari jenis  Darna trima pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah serangan ringan 1 - 10 ulat, sedang 11 - 20 ulat, dan berat >20, sementara untuk Tanaman Menghasilkan (TM0 kriteria serangan ringan  1 - 20 ulat, ringan  21 - 40 ulat dan serangan berat > 40 ulat

Ulat api Darna trima mempunyai siklus hidup sekitar 60 hari (Hartley, 1979). Telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna kuning kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian daun kelapa sawit. Seekor ngengat dapat meletakkan telur sebanyak 90-300 butir. Telur menetas dalam waktu 3-4 hari. Ulat yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi coklat muda dengan bercak-bercak jingga, dan pada akhir perkembangannya bagian punggung ulat berwarna coklat tua. Stadia ulat berlangsung selama 26-33 hari. Menjelang berkepompong ulat membentuk kokon dari air liurnya dan berkepompong di dalam kokon tersebut. Kokon berwarna coklat tua, berbentuk oval, berukuran sekitar panjang 5 mm dan lebar 3 mm. Lama stadia kepompong sekitar 10-14 hari. Ngengat berwarna coklat gelap dengan lebar rentangan sayap sekitar 18 mm. Sayap depan berwarna coklat gelap, dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Sayap belakang berwarna abu-abu tua.

Serangan
Ulat menyukai daun kelapa sawit tua, tetapi apabila daun-daun tua sudah habis ulat juga memakan daun-daun muda. Ngengat aktif pada senja dan malam hari, sedangkan pada siang hari hinggap di pelepah-pelepah daun tua dengan posisi terbalik (kepala di bawah). Pada D. trima, di waktu siang hari, ngengat suka hinggap di daun-daun yang sudah kering dengan posisi kepala di bawah dan sepintas seperti ulat kantong.

Semua stadia tanaman rentan terhadap serangan ulat api seperti halnya ulat kantong. Kerusakan yang ditimbulkan dari serangan ulat api adalah kerusakan daun hingga 40 – 80 %, selanjutnya bisa mengakibatkan kematian pada tanaman kelapa sawit apabila tidak dikendalikan dengan baik.

BIOLOGI
Telur
Telur datar, seperti skala, tembus cahaya dan bulat telur; dimensi berkisar dari 0,7 x 0,5 mm (Desmier de Chenon, 1982) menjadi 1,5 x 1,0 mm (Tiong dan Munroe, 1977).

Larva
Larva yang baru menetas berukuran 1,3 x 0,5 mm dan berwarna krem ​​dengan setae lateral  yang berbeda (Tiong dan Munroe, 1977). Deskripsi larva Dewasa yang dikumpulkan dari kelapa sawit di Semenanjung Malaysia: ukuran 15 x 5 mm; segmen toraks pertama berwarna coklat gelap, sisa tubuh gelap dengan tanda lateral kuning yang mencolok (Holloway et al., 1987). Seperti ulat jelatang lainnya, larva D. t. ajavana terdapat deretan scoli (tonjolan di mana tersusun duri menyengat) di tubuhnya.

Pupa
Pupa terjadi dalam kepompong yang bulat atau sedikit bulat telur, coklat dan ukuran 6 mm (Tiong dan Munroe, 1977)

Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan S. nitens  dalam mengontrol populasi dengan menggunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) (Susanto 2010). Konsep ini bertumpu pada monitoring dan sensus populasi hama

Pengendalian hayati
Beberapa agens antagonis telah banyak digunakan untuk mengendalikan ulat api. Agens antagonis tersebut adalah Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris dan virus Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV). Wood ., (1977) menemukan bahwa bakteri B. thuringiensis efektif melawan Setora nitens, Darna trima dan Setothosea asigna dengan tingkat kematian 90% dalam 7 hari.  Jamur Cordyceps militaris efektif memparasit pupa ulat api jenis S. Nitens dan S. asigna . Jamur ini dapat diaplikasikan formulasi khusus atau menggunakan hasil gerusan pupa yang terinfeksi. Dosis yang digunakan 20 gram per piringan

Virus MNPV digunakan untuk  mengendalikan larva ulat api Penggunaan larutan virus sebanyak 400 gram ulat terinfeksi virus per hektar cukup efektif serta 3,6 kali lebih murah dibandingkan dengan penggunaan pestisida. Walaupun pengaruhnya tidak secepat pestisida akan tetapi kesesuaiannya sebagai metode pengendali yang ber-kesinambungan sangat tepat (Sudharto, 1991).

Selain beberapa entomopatogen di atas, populasi ulat api dapat stabil secara alami di lapangan oleh adanya musuh alami yaitu, predator dan parasitoid. Predator ulat api yang sering ditemukan adalah (Hemiptera: Pentatomidae) dan (Hemiptera:Reduviidae). Parasitoid pada larva Eochantecona furcellata Sycanus leucomesus Setora nitens Brachimeria lasus, Spinariaspinator, Apanteles aluella, Chlorocryptus purpuratus, Fornicia ceylonica, Systropus roepkei, Dolichogenidae metesae, Chaetexorista javana.

Predator Eochantecona furcellata
Parasitoid dapat diperbanyak dan dikonservasi di perkebunan kelapa sawit dengan menyediakan makanan bagi imago parasitoid tersebut seperti Antigonon leptopus Turnera subulata Turnera ulmifolia Euphorbia heterophylla Cassia tora Boreria alataElephantopus tomentosus oleh krena itu  clean weeding tidak dianjurkan dan tanaman tanaman tersebut tetap ditanam dan jangan dimusnahkan.Tiong (1977), juga melaporkan bahwa adanya penutup tanah dapat mengurangi populasi ulat api karena populasi musuh alami akan meningkat.

Pengendalian
Pengendalian dilakukan secara mekanik
Light trap merupakan tindakan pemerangkapan UPDKS (ulat pemakan daun kelapa sawit) yang berada pada stadia imago (kupu-kupu) dengan perangkap cahaya lampu. Alat-alat yang digunakan dalam light trap berupa lampu petromaks, buah-buahan (seperti pisang, coklat) yang digantungkan seperti pancing, dan menggunakan ember plastic yang diisi dengan air diterjen. Maka perlu adanya perhatian terhadap alternative cara pengendalian UPDKS untuk membantu kelancaran dalam light trap. Oleh karena itu, perlu adanya suatu inovasi untuk membantu dalam kelancaran light trap dalam pengendalian UPDKS pada tanaman kelapa sawit dengan menggunakan kotak perangkap imago pengganti pancing untuk menggantungkan buah-buahan dalam menangkap imago.  Kegiatan pemasangan dihentikan jika tangkapan ngengat per malamnya 5 ekor.

 Perontokan UPDKS
Pengendalian lainnya pada ulat api adalah dengan menggunakan galah untuk merontokkan hama ulat api yang berada pada daun dan pelepah kelapa sawit Pengendalian dapat dilakukan berdasarkan umur tanaman.   


Pengendalian dilakukan secara kimiawi
Mist Blower dapat dilakukan dengan aplikasi penyemprotan yang menggunakan Light trap monitoring Light trap Mist blower. Apabila aplikasi Penyemprotan insektisida dengan menggunakan mesin Mistblower, Penyemprotan cara ini bisa dilakukan untuk tanaman  dengan ketinggian 0-1.5 m (dihitung dari dasar tanah hingga tandan terbawah). hal ini dikarenakan semburan air yang dikeluarkan oleh mesin mistblower tidak dapat menjangkau daun yang lebih tinggi dari ketentuan diatas.

Insektisida yang dapat digunakan  ketika penyemprotan semua daun tanaman harus basah atau tersemprot dengan larutan insektisida secara merata dan berikut bahan kimia yang direkomendasi untuk ulat api dan sejenisnya  oleh Departemen pertanian sebagai berikut


No
Bahan Aktiv
Hama
Jenis Hama
1
Ambush 20 EC
Setora Nitens
Ulat Api
2
Chix25 EC
Setora Nitens
Ulat Api
3
Dipterex 95 SP
Setora Nitens
Ulat Api
4
Fastac 15 EC
Setora Nitens
Ulat Api
5
Fokker 500 EC
Setora Nitens
Ulat Api
6
Hamador 50 WP
Setora Nitens
Ulat Api
7
Klensect 200 EC
Setora Nitens
Ulat Api
8
Lancer75 SP
Setora Nitens
Ulat Api
9
Manthene 75 SP
Setora Nitens
Ulat Api
10
Marcis25 EC
Setora Nitens
Ulat Api
11
Mastax50 EC
Setora Nitens
Ulat Api
12
Matador 25 CS
Setora Nitens
Ulat Api
13
Pentasip 30 EC
Setora Nitens
Ulat Api
14
Pentatrin 20 EC
Setora Nitens
Ulat Api
15
Percis 30 EC
Setora Nitens
Ulat Api
16
Prevathon 50 SC
Setora Nitens
Ulat Api
17
Rimon 100 EC
Setora Nitens
Ulat Api
18
Sevin 85SP
Setora Nitens
Ulat Api
19
Thuricide HP
Setora Nitens
Ulat Api
20
Tresna25 EC
Setora Nitens
Ulat Api
20
Amcothene 75 SP
Thosea Asigna
Ulat Api
21
Atabron 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
22
Bactospeine WP
Thosea Asigna
Ulat Api
23
Beta 15 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
24
Biocis25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
25
Bravo 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
26
Buldok25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
27
Cascade 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
28
Chlormite 400 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
29
Cymbush 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
30
Decis25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
31
Dimilin 25 WP
Thosea Asigna
Ulat Api
32
DipeiWP
Thosea Asigna
Ulat Api
33
Dursban 200 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
34
Fastac 15 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
35
Fenval 200 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
36
Hamasid 25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
37
Matador 25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
38
Oscar25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
39
Polydor 25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
40
Protect 100 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
41
Ripcord 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
42
Scud 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
43
Sherpa 50 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
44
Starfos 25 EC
Thosea Asigna
Ulat Api
45
Thuricide HP
Thosea Asigna
Ulat Api
46
Alika 247 ZC
Setothosea Asigna
Ulat Api
47
Arrivo30 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
48
Astertrin 250 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
49
Bestox50 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
50
Betathrin 250 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
51
Cakram 25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
52
Dangke40WP
Setothosea Asigna
Ulat Api
53
Destello 480 SC
Setothosea Asigna
Ulat Api
54
Dimilin 25 WP
Setothosea Asigna
Ulat Api
55
Erkatrin 30 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
56
Exocet50 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
57
Florbac FC
Setothosea Asigna
Ulat Api
58
Glido 200/18 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
59
lnstop 311 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
60
Laconic 500 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
61
Limpidor 30/125 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
62
Livina 25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
63
Meteor 25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
64
Naichi 25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
65
Pounce20 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
66
Protani 10 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
67
Protrin 250 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
68
Provide-X 21/45 SC
Setothosea Asigna
Ulat Api
69
Radar 15 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
70
Rudal25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
71
Sakarum 550 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
72
Sidazinon 600 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
73
Sopeton 108 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
74
Sumialpha 25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
75
Tanicis 25 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
76
Tetrin 30 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
77
Tetrin 36 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
78
Torrent 650 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
79
Trebon 95 EC
Setothosea Asigna
Ulat Api
80
War 100 E
Setothosea Asigna
Ulat Api
 
INJEKSI BATANG
Insektisida berbahan aktif asefat 75% adalah racun ulat api dan ulat kantong yang berbentuk tepung, sehingga perlu perlakuan pelarutan untuk dapat dimasukkan kedalam batang/pohon kelapa sawit. Metoda pencampuranya adalah sebagai berikut :
Asefat 75%  sebanyak 1 kg (satu kilogram) ditambahkan air sebanyak 600 ml (enam ratus mili liter) maka akan menjadi larutan sebanyak 1350 ml larutan.

Dosis
Dari berbagai percobaan bahan aktif asefat 75% SP untuk pengendalian ulat api dan ulat kantong hasil yang paling optimum adalah 15 gr/palm (limabelas gram perpalm). Maka untuk 1 kg (satu kilogram) Asefat 75%  SP dapat digunakan pada 66 (enam puluh enam) pohon kelapa sawit, dalam kasus lainnya ada yang menggunakan dosis 400 gram per hektar, besar kecilnya dosis tergantung dari tingkat serangan hama, aplikasi sebaiknya dilakukan pada saat ulat api atau ulat kantong sedang aktif aktifnya makan yakni pada 1 - 30 hari setelah ulat menetas

Aplikasi
Buatlah lubang pada batang kelapa sawit dengan alat bor dan sejenisnya dengan kemiringan 450 dengan volume lubang 25 ml – 30 ml, lalu masukkan larutan Asefat 75% SP sebanyak 20 ml dengan menggunakan spit, corong selang atau sejenisnya, dan tutuplah lubang dengan tanah liat atau lilin dan sejenisnya agar larutan tidak tumpah atau tercampur kotoran.


Ada beberapa merek yang direkomendasikan oleh Pemerintah dalam mengendalikan ulat api maupun ulat kantong dengan menggunakan bahan aktif ametrin 75%SP sebagai aplikasi pengendalian dengan tehnik injeksi batang pada tabel berikut


No
Bahan Aktif
Produsen
1
Acedo 75 SP
PT. Mio Life Sciences Indonesia
2
Acemain 75 SP
PT. Royal Agro Indonesia
3
Ace One 75 SP
PT. Sinar General Indutries
4
Afate 75 SP
CV. Vapco Indonesia
5
Amcothene 75 SP
PT. Adil Makmur Fajar
6
Besqueen 80 SP
PT. Tiara Buana Mandiri
7
BM Promax 75 SP
PT. Behn Meyer Pupuk dan Agrokimia
8
Chepate 75 SP
PT. Nufarm Indonesia
9
Counter 50/1,8 SP
PT. UPL Indonesia
10
Dafat 75 SP
PT. Dalzon Chemicals Indonesia
11
Dafat 75 WG
PT. Dalzon Chemicals Indonesia
12
Dafat 250 EC
PT. Dalzon Chemicals Indonesia
13
Dafat 400 SL
PT. Dalzon Chemicals Indonesia
14
Isadora 75 SP
PT. Sari Kresna Kimia
15
Joker 75 SP
PT. Excel Meg Indo
16
Jossefat 80 SP
CV. Mahakam
17
Kencepat 75 SP
PT. Kenso Indonesia
18
Lancer 75 SP
PT. Agro Sejahtera Indonesia
19
Manthene 75 SP
PT. Dharma Guna Wibawa
20
Megastar 75 SP
PT. Meghmani Organics
21
Missel 75 SP
PT. Gunung Kombeng
22
Orthene 75 SP
PT. Indagro
23
Ortran 75 SP
PT. Arysta LifeScince Tirta
24
Osada 75 SP
PT. Tanindo Intertraco
25
Pastifat 75 SP
PT. Tani Agro Sejahtera
26
Phosthene 97 WG
PT. UPL Indonesia
27
Prathen 75 SP
PT. Mekar Warna Sari
28
Prothene 75 SP
PT. Mitra Kreasidharma
29
Roosfat 75 SP
CV. Nasienie Indonesia
30
Roteen 75 SP
PT. Agrokimindo Kurniabuana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun