PENDAHULUAN
Tirathaba rufivena, ngengat kelapa, atau ngengat kelapa sawit, adalah masuk dalam ngengat keluarga Pyralidae. Ini ditemukan dari Asia Tenggara ke pulau-pulau Pasifik, termasuk Malaysia, Kepulauan Cook, Filipina dan wilayah tropis Queensland, Australia. Mereka dianggap sebagai hama minor.
Biasanya ulat menyerang bunga jantan di mana akan menyebabkan aborsi muda, dan menghasilkan buah yang kurang berkembang. Serangan yang parah dapat membuat tanaman layu dan menunda perkembangan tanaman. Mereka bukan termasuk hama penggerek, tetapi hanya menunjukkan tingkat makan yang eksternal
Hama ini diidentifikasi sebagai Tirathaba rufivena Walker atau T. mundella Walker. Pada tanaman kelapa sawit, Tirathaba sp. dikenal sebagai hama penggerek tandan buah kelapa sawit baik di Indonesia maupun Malaysia yang menyebabkan fruit set rendah. Awalnya, hama ini akan menyerang bunga dan buah muda. Praktek sanitasi yang buruk khususnya pada buah busuk menjadi tempat berkembang biak ideal hama.
FISIOLOGI
Larva muda berwarna putih kotor, sedangkan larva dewasa berwarna coklat muda sampai coklat tua. Larva tua panjangnya 4 cm dan ditumbuhi dengan rambut-rambut panjang yang jarang, Larva tersebut memakan putik bunga dan daging buah kelapa sawit. Stadia ulat berlangsung selama 16-21 hari atau antara 2-3 minggu. Menjelang berpupa larva membentuk kokon dari sisa gerekan dan kotorannya yang direkat dengan benang liur pada tandan buah yang diserang. Pupa berwarna coklat gelap dan stadia pupa berlangsung sekitar 5-10 hari atau sekitar 1,5 minggu.
Pupa kemudian berkembang menjadi imago. Pada sayap depan imago terdapat bercak kecil berwarna hijau, sedangkan pada bagian belakang sayap terdapat bercak berwarna coklat muda kekuningan. Imago betina mempunyai ukuran sayap lebih besar yaitu 24 mm, sedangkan imago jantan ukuran sayapnya lebih kecil dari 24 mm. Seekor ngengat betina meletakkan kumpulan telur sebanyak 105-173 butir. Biasanya telur diletakkan pada tandan buah betina yang sudah mulai membuka seludangnya, meskipun dapat juga dijiumpai pada semua tingkat umur tandan buah. Stadia imago berlangsung selama 9-12 hari sehingga total siklus hidupnya adalah lebih kurang 1 bulan.
GEJALA SERANGAN
Gejala serangan ditandai dengan adanya kotoran ulat berupa butiran-butiran berwarna merah tua kecoklatan kemudian mengering. Adanya kotoran yang berwarna merah menandakan bahwa terdapat stadia ulat yang sedang aktif menggerek buah. Kotoran ulat bisa terdapat pada bunga jantan yang belum mekar atau pada bunga dan buah kelapa sawit.
DAMPAK SERANGAN
Tirathaba umumnya mulai menyerang buah yang muda. Jika ditemukan serangan Tirathaba pada buah yang sudah matang, maka umumnya hampir keseluruhan tandan buah yang ada telah terserang oleh hama tersebut. Pada bunga jantan, ulat Tirathaba mundella memakan semua bagian bunga jantan kelapa sawit yang belum mekar. Pada buah kelapa sawit, biasanya larva T. mundella menggerek dari bagian pangkal buah (berondolan) kemudian masuk ke dalam kernel dan memakan seluruh isi kernel tersebut. Oleh karena itu, adanya serangan T. mundella ini dapat menurunkan fruit set buah, berat tandan, maupun rendemen minyak.
PENGENDALIAN
Sanitasi
Sanitasi buah-buah busuk atau lewat matang juga penting dilakukan untuk mengurangi inang alternatif hama tersebut. Sanitasi buah salah satunya dengan mengumpulkan buah-buah busuk tersebut ke dalam sebuah lubang kemudian disemprot menggunakan insektisida atau menimbunnya dengan tanah.
Penyemprotan
Penurunan tingkat serangan Tirathaba mundella dengan cepat dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa penggunaan insektisida haruslah bijaksana karena penyemprotan dilakukan langsung pada bunga dan buah kelapa sawit. Pilih insektisida yang bersifat selektif dan relatif aman terhadap populasi serangga penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kamerunicus maupun berbagai serangga berguna yang lain. Insektisida yang direkomendasikan oleh Komisi Pestisida Indonesia tahun 2016 untuk hama Tirathaba rufivena: Bacillus thuringiensis (DiPel SC).
Pembersihan Areal
Hama T. mundella berkembang biak optimal pada kelembapan yang tinggi dengan kondisi gulma yang tidak terawat. Perawatan gulma baik di piringan dan gawangan mati dengan bijaksana akan sangat membantu mengurangi populasi hama secara alami.
Sumber :
1. https://en.wikipedia.org/wiki/Tirathaba_rufivena#
2. http://www.doktersawit.com/kotoran-tirathaba-2/