Sabtu, 03 Maret 2018

Cara Melaksanakan LSU



A. Pengambilan LSU/KCD
Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara untuk produksi yang optimal. Apabila tanaman  mengalami kahat hara, maka tanaman akan mengalami pertumbuh dengan tidak sehat, mudah diserang penyakit, serta produksi cenderung menurun. Kondisi tanaman seperti ini akan merugikan bagi pihak perkebunan. Mengingat bahwa dalam usaha perkebunan kelapa sawit, biaya pemupukan adalah 60 % (Hakim,2007) dari biaya pemeliharaan.

Pemupukan tanaman dilaksanakan untuk memenuhi unsur hara pada tanaman. Untuk menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman kelapa sawit baik masih dalam tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan, maka dilakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah dengan memperhatikan kondisi alam. Dengan analisis daun dan analisis tanah yang tepat dan efisien,yang bertujuan untuk memperoleh jenis dan dosis pupuk yang tepat, cara aplikasi dan frekuensi Pempukan berdasarkan analisis tanah dan daun dalam peningkatan produksi tanaman kelapa sawit.

Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan pengambilan contoh-contoh daun dari setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium, ditujukan untuk merekomendasikan pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Analisis daun dilakukan untuk mengetahui banyaknya unsur hara yang dibutuhkan pokok kelapa sawit. Adapun tujuan dari pelaksanaan pengambilan sampel daun ini adalah :
  • Dapat mengidentifikasi pelepah pertama (1), tiga (3), sembilan (9), dan ke tujuh belas (17)
  • Dapat menilai kondisi lahan secara visual ( gejala-gejala defisiensi hara pada tanaman, kondisi tandan, dan kondisi lahan ).
  • Dapat membuat sampel kering untuk dianalisa di laboratorium.
Dalam pengabilan sampel ini alat-alat yang dibutuhkan adalah sebagsi berikut:
1.    Area Statement
2.    Peta
3.    Field Observation Card
4.    Alat Tulis
5.    Eggrek dan Pengait
6.    Kantung Plastik
7.    Kartu Label
8.    Gunting
9.    Parang
10.  Aquadest
11.  Oven
12.  Kapas

Dalam pembuatan rekomendasi pemupukan, hasil analisis kandungan unsur hara di daun merupakan salah satu pertimbangan yang sangat menentukan. Faktor yang mempengaruhi keakuratan analisis kandungan hara daun di laboratorium sangat ditentukan oleh proses pengambilannya di lapangan.

B. Cara Penentuan Pokok Contoh & Daun Contoh
LSU bisa merupakan gabungan dari beberapa blok sesuai dengan kesamaan. Diambil satu blok sebagai blok contoh, dengan syarat yang mewakili. Bisa juga merupakan gabungan dari beberapa blok untuk memenuhi luasan minimal 16 Ha. Dalam pengambilan sampel daun (LSU) terlebih dahulu kita harus mengetahui Ha Statement / data pengambilan sampel daun ini untuk memudahkan dalam pengambilan contoh daun. Ha statement merupakan data wilayah atau area yang akan dilakukan pengambilan sampel daun.
Setelah mengetahui lokasi yang akan diambil contoh daunnya, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelancaran pengambilan sampel daun diantaranya kelengkapan alat seperti eggrek, pengait,gunting, plastik (tempat sampel yang telah diambil), kartu pengamatan (digunakan untuk mengamati kondisi lahan maupun tanaman), dan alat tulis.

Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa ketentuan seperti berikut :
•         Bukan merupakan pokok sisipan
•         Tumbuh normal
•         Tidak terletak berbatasan dengan jalan atau parit / sungai
•         Tidak berdampingan dengan pohon sisipan dan
•         Tidak terserang hama dan atau penyakit

Pada pokok contoh yang ditetapkan, ditentukan daun contoh yang akan diambil. Daun contoh yang akan diambil adalah daun no 17 (TM) untuk tanaman menghasilkan dan daun no 9 untuk tanaman  belum menghasilkan (TBM). Untuk tanah gambut, yang mana tanah ini belum terdekompisisi dengan  sempurna maka dilakukan juga pengambilan sampel daun no 3 diambil untuk menganalisakekurangan unsur hara mikro pada tanaman kelapa sawit dan berlaku untuk tanaman menghasilkan maupun tanaman belum menghasilkan, jadi dalam 1 pohon diambil 2 sampel yaitu daun no 3 dan no 17 untuk tanaman menghasilkan serta daun no 3 dan daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan.  
Daun ke-3 berada diantara daun ke-1 dan daun ke-6 sesuai dengan spiral dari tanaman kelapa sawit.

Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke kiri (Left Handed) dan kekanan tetapi kebanyakan putar ke kanan (Right Handed) . Pengenalan ini penting untuk diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-3,  ke-9, dan ke-17.  Daun yang ke-9 berada pada sumbu yang sama dengan daun no.1 agak ke kanan pada spiral pelepah kiri dan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun no. 1 adalah daun yang paling muda dan telah  terbuka sempurna.

Cara pengambilan contoh daun
  1. Temukan nomor daun yang akan diambil.
  2. Potong pelepahnya ( bila masih dapat dijangkau pelepah tidak perlu dipotong cukup dikait saja).
  3. Ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah yang biasanya ditandai dengan adanya duri (ekor kadal), jumlah anak daun yang diambil pada posisi tersebut adalah 2 kiri dan 2 kanan.
  4. Buang atau potong 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun, dan yang dipakai adalah 1/3 bagian tengah ± 20 cm.
  5. Kemudian dibelah dengan membuang lidinya dan posisi helai anak daun di kiri diletakkan di kiri dan yang kanan di kanan sehingga dari masing-masing LSU akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun yang sama jumlah dan pembagiannya.
  6. Masukkan kedalam kantong atau amplop yang telah disediakan dan diberi kode (nomor daun, tahun tanam, nomor blok, serta tanggal pengambilan contoh daun).
  7. Lakukan kembali seperti tahap awal pada pohon contoh selanjutnya hingga seluruh pohon contoh. Jumlah anak daun yang terkumpul sekitar 160 lembar dari 40 pohon contoh.
  8. Selain pengambilan pohon contoh kita juga harus mengamati keadaan tanaman dan lahan sebagai data tambahan tentang kondisi tanaman maupun lahan.
C.    Waktu Pengambilan Sampel Daun
Dalam pengerjaannya sampel daun tidak boleh sembarang dalam pengambilannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel daun, diantaranya:
1.      Dilakukan pada akhir musim hujan.
2.      Dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-11.00
3.      Jika terjadi hujan pengambilan contoh daun segera dihentikan.
4.      Jarak atau waktu pengambilan dilakukan minimal 2 bulan sebelum atau sesudah pemupukan.

D.     Penanganan Sampel Daun Setelah Diambil dari Pokok 
Pemahaman berikutnya yang sangat penting demi tercapainya tujuan pengambilan sampel daun adalah penanganan sampel daun setelah diambil dari pokok. Penanganan tersebut meliputi pemotongan daun agar seragam,pembersihan daun,kemudian pengeringan daun.
  • Anak daun yang sudah terkumpul dalam 1 LSU dilanjutkan pembersihan dengan kapas dan aquadest.
  • Kemudian dimasukkan kedalam amplop dengan diberi kode (  nama kebun, nomor daun, tahun tanam, tanggal pengambilan, nomor blok ).
  • Pengeringan pada suhu 70-80o C
  • Waktu dapat berkisar 12-24 jam
  • Daun yang sudah dikeringkan dimasukkan kedalam kantong sambil menunggu semua contoh daun siap dikeringkan.
  • Siap semua contoh daun dikeringkan akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa.
PENENTUAN PELEPAH KE 17





PENGAMBILAN CONTOH DAUN DAN PELEPAH 


PRAKIRAAN HARGA LAB UJI SAMPEL DAUN




SUMBER : 
1. http://setohardiansyah.blogspot.co.id/2014/07/prosedur-pengambilan-leaf-sampling-unit.html
2. EDUKASI samade  Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun