A. GAMBARAN UMUM
Potret atau foto udara (data yang direkam menggunakan wahana pesawat terbang dan bukannya satelit), mudah serta cepat diperoleh, dan tentu saja murah.
Kebutuhan akan data visual bukan lagi suatu hal yang sulit dewasa ini dan juga bukan suatu hal yang mahal, seperti penyedia data visual Ikonos, Quick bird, Geoeye-1 tersebut dan kami menawarkannya dengan penggunaan tehnologi Foto/Potret Udara. Penggunaan teknologi Foto Udara Small Format dengan UAV (unmanned aerial vehicle) lazim digunakan dalam berbagai pekerjaan inventarisasi sumberdaya alam di dunia pemetaan akhir-akhir ini.
Pemotretan udara berwarna tanpa awak UAV (resolusi 0,2 meter berwarna) yang telah kita konsultasikan ke Kemenhut bahwa metode pemotretan dibolehkan karena hasil lebih tajam dan update. Hal ini disebabkan metoda ini memiliki beberapa keunggulan antara lain:
· Biaya operasional yang murah untuk area yang tidak terlalu luas,
· Peralatan yang cukup portable, dan
· Cepat untuk mendapatkan data
· Biaya operasional yang murah untuk area yang tidak terlalu luas,
· Peralatan yang cukup portable, dan
· Cepat untuk mendapatkan data
B. KEBUTUHAN DATA PETA RESOLUSI TINGGI
Selama data dan informasi perkebunan yang disajikan dalam bentuk angka dan teks sedangkan peta dalam bentuk manual atau skets-skets, maka berbagai informasi yang disajikan dalam alur tersebut sangat tidak efisien dan membutuhkan SDM dan Dana yang tidak sedikit, tetapi dalam alur informasi yang mengadopsi sistem GIS, informasi sudah di plot dalam kerangka perencanaan dan penyajian yang sistematis seperti ilustrasi berikut :
· Penutupan Lahan
· Perencanaan Penanaman
· Sensus Tanaman
· Pengelolaan dan Monitoring Penanaman
· Perencanaan Perawatan/Maintenance
· Pengelolaan dan Monitoring Perawatan
· Perencanaan Panen
· Pengelolaan dan Monitoring Panen
· Monitoring biaya operasi
· Monitoring pendapatan hasil Panen
· Informasi penyediaan hasil panen
· Pengelolaan Distribusi dan Angkutan/traksi
· Perencanaan, Pengelolaan, Monitoring Sarana dan Prasarana
Data adalah suatu informasi yang sangat mendasar dalam pemanfaatan tehnologi GIS terutama dalam perancangan prototipe sistem GIS yang akan dibangun, informasi dasar berupa data dibentuk dari keseragaman informasi yang telah ada di perusahaan perkebunan saat ini, masih banyak dunia perkebunan memanfaatkan dari data yang bersifat manual disajikan dengan tingkat akurat yang rendah, sehingga menjadi tidak efektif dan efisien
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Penggunaan Data Potret/Foto Udara Resolusi Tinggi ini adalah memberikan gambaran atau penjelasan alternatif dari penyedia data peta resolusi tinggi lainnya seperti, satelit Ikonos, Quickbird maupun Geoeye-1, tentang rencana penggunaan atau pemanfaatan data citra resolusi tinggi (high resolution) oleh Perusahaan Pengguna.
Maksud Penggunaan Data Potret/Foto Udara Resolusi Tinggi ini adalah memberikan gambaran atau penjelasan alternatif dari penyedia data peta resolusi tinggi lainnya seperti, satelit Ikonos, Quickbird maupun Geoeye-1, tentang rencana penggunaan atau pemanfaatan data citra resolusi tinggi (high resolution) oleh Perusahaan Pengguna.
Tujuannya yang ingin dicapai adalah dengan biaya yang murah, dan ter-baru-kan/uptodate tanpa adanya hambatan penutupan awan dan lamanya waktu proses order serta pelaksanaan pekerjaan dalam pengambilan data citra resolusi tinggi tersebut, sehingga pekerjaan dapat segera dilakukan seperti teridentifikasinya pola-pola penggunaan dan pemanfaatan lahan eksisting sebagai dasar penyusunan data spasial berkelanjutan yang uptodate yang dapat menggambarkan sejauh mana perubahan kondisi areal.
Sementara untuk dunia perkebunan, sesuai tujuan yang butuhkan oleh optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perkebunan maka data tersebut memiliki fungsi yang cukup banyak, antara lain :
1. Fungsi perijinan :
- Pengajuan Ijin yang berkaitan dengan data spasial : Peta Areal (Konsesi), Peta Peruntukan Lahan, Peta kerja (Afdeling, Blok Tanam, dll) dengan data luasan yang sangat akurat.
- Pengajuan Ijin, seperti penentuan lokasi tanaman, Lokasi Pembangunan Pabrik PKS, emplasemen, Lokasi aliran limbah.
- Pengajuan ijin HGU, Land Clearing, dll.
2. Fungsi Perencanaan :
- Mengetahui kondisi lahan yang ada sekarang (existing) untuk mengetahui sejauh mana sumber daya lahan akan dapat direncanakan secara optimal.
- Pembuatan rancangan teknis kebun, meliputi rencana tata batas areal, bloking area, rencana koridor / trase jalan, dan infra struktur lainnya.
- Merencanakan fase / tahap pekerjaan lapangan.
3. Fungsi Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi :
- Melaksanakan pekerjaan yang telah digariskan berdasarkan SOP yang telah di tetapkan dalam pekerjaan perkebunan.
- Dalam hal pelaksanaan akan sangat memudahkan monitoring kegiatan lapangan yang dipadukan dengan rencana atau data base di kantor.
- Setelah diketahui kondisi melalui hasil monitoring, digunakan sebagai bahan evaluasi kebijakan kebun.
D. CAKUPAN WILAYAH KERJA
Tingkat ketelitian suatu pekerjaan Pelaksanaan Pemotretan Udara ditentukan oleh ketersediaan waktu, tenaga, alat, sarana, sumber data serta kemampuan teknologi dan kapabilitas tenaga ahli dalam memahami kondisi lingkungan alam dalam waktu yang sangat terbatas. Tingkat ketelitian juga berhubungan erat dengan rencana kegunaan dari data hasil survey tersebut.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut diatas, maka pada tahap ini pelaksanaan pekerjaan pemotretan udara dilakukan dalam cakupan minimal luas wilayah 1.000 Ha, 2,000 Ha dan seterusnya, kemudian selanjutnya berdasarkan peta dasar yang di serahkan oleh pihak pengguna jasa untuk di laksanakan pekerjaan pemotretan udara.
E. KEBUTUHAN DAN AKUISISI DATA
Kebutuhan data adalah berasal dari pengambilan data peta melalui potret udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak UAV (resolusi 0,2 meter), sementara akuisisi data berasal dari data perkebunan yang akan disesuaikan dengan output dari potret udara untuk kebutuhan pengguna
Tingkat ketelitian suatu pekerjaan Pelaksanaan Pemotretan Udara ditentukan oleh ketersediaan waktu, tenaga, alat, sarana, sumber data serta kemampuan teknologi dan kapabilitas tenaga ahli dalam memahami kondisi lingkungan alam dalam waktu yang sangat terbatas. Tingkat ketelitian juga berhubungan erat dengan rencana kegunaan dari data hasil survey tersebut.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut diatas, maka pada tahap ini pelaksanaan pekerjaan pemotretan udara dilakukan dalam cakupan minimal luas wilayah 1.000 Ha, 2,000 Ha dan seterusnya, kemudian selanjutnya berdasarkan peta dasar yang di serahkan oleh pihak pengguna jasa untuk di laksanakan pekerjaan pemotretan udara.
E. KEBUTUHAN DAN AKUISISI DATA
Kebutuhan data adalah berasal dari pengambilan data peta melalui potret udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak UAV (resolusi 0,2 meter), sementara akuisisi data berasal dari data perkebunan yang akan disesuaikan dengan output dari potret udara untuk kebutuhan pengguna
F. SPESIFIKASI WAHANA DAN PERANGKAT KERJA
Wahana menggunakan FlyWing UAV
Sistem Kendali & Monitor dengan sistem Long Range RC. Autopilot & GCS.
Kamera spesifikasi kamera Small Camera 12 sd 20 Mp
Photogrammetry Sofware menggunakan Agisof MOSAIC UAV
Luas Areal Pemotretan asumsi luas pemotretan 10.000 hektar
Pemotretan pesawat lamanya waktu 13 hari
Image Processing lamanya waktu 10 Hari
Tenaga Ahli sebanyak 3 Orang di lapangan, 5 Orang di Jakarta
1. Wahana
Jenis Pesawat FlyWing Tanpa Awak (UAV)
MTOW 2 Kg
Max Payload 900 gram
Wingspan 1900 mm
Engine Elektrik Brushless motor
Power Baterai Li Po 4S -10000 mAh 13.4 V
Max Speed 120km/jam.
Operation speed 50-90km/jam.
Endurance 60 menit
Take off Hand Launch
Landing Rumput. jalan tanah dan net landing.
2. Sistem Kendali dan Monitor
Remote Control Long Range RC 433MHz.
Autopilot Base Control IMU. Air Speed sensor.
Ground Control Sistem Magnetometer sensor. Altimeter sensor. GPS.
3. Kamera
Canon S100 . Sony HX 60 berat sekitar 200 gr s/d 300 gr.
Mounting dengan Gyro 2 axis
4. Photoprograme dan software
AGISSOFT EnzoMOSAIC UAV
Calcam. SeamLine Editor
Sistem Kendali & Monitor dengan sistem Long Range RC. Autopilot & GCS.
Kamera spesifikasi kamera Small Camera 12 sd 20 Mp
Photogrammetry Sofware menggunakan Agisof MOSAIC UAV
Luas Areal Pemotretan asumsi luas pemotretan 10.000 hektar
Pemotretan pesawat lamanya waktu 13 hari
Image Processing lamanya waktu 10 Hari
Tenaga Ahli sebanyak 3 Orang di lapangan, 5 Orang di Jakarta
1. Wahana
Jenis Pesawat FlyWing Tanpa Awak (UAV)
MTOW 2 Kg
Max Payload 900 gram
Wingspan 1900 mm
Engine Elektrik Brushless motor
Power Baterai Li Po 4S -10000 mAh 13.4 V
Max Speed 120km/jam.
Operation speed 50-90km/jam.
Endurance 60 menit
Take off Hand Launch
Landing Rumput. jalan tanah dan net landing.
2. Sistem Kendali dan Monitor
Remote Control Long Range RC 433MHz.
Autopilot Base Control IMU. Air Speed sensor.
Ground Control Sistem Magnetometer sensor. Altimeter sensor. GPS.
3. Kamera
Canon S100 . Sony HX 60 berat sekitar 200 gr s/d 300 gr.
Mounting dengan Gyro 2 axis
4. Photoprograme dan software
AGISSOFT EnzoMOSAIC UAV
Calcam. SeamLine Editor
G. TAHAPAN PENGOLAHAN DATA
1. Composite
Komposit citra adalah proses penggabungan 3 atau lebih saluran menjadi citra baru yang mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya. Digunakan komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna.
Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran, objek yang lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidentifikasi suatu objek pada citra.
2. Mosaic
Mosaicking merupakan proses penggabungan dari beberapa citra sehingga terlihat utuh. Potongan citra dapat gabung menjadi satu scene atau penggabungan dari beberapa scene. Sehingga, citra yang terdiri dari beberapa file setelah kita mosaicking menjadi satu file. Pada proses mosaicking juga bisa dilakukan cutline (pemotongan) sesuai batas area yang kita inginkan.
3. Interpretasi Citra
Citra Potret Udara memiliki beberapa kelebihan dalam analisis spasial secara detail karena resolusi spasialnya yang tergolong tinggi yaitu sebesar 0,2 meter, sehingga mampu menampilkan tampilan penutup lahan yang sangat baik dan detail.
Disamping itu Potret Udara memberikan keseimbangan yang ideal antara resolusi tinggi dan luas area cakupan. Daerah cakupan tersebut merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti dalam pemetaan, perencanaan wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi pertambangan, batubara, minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana juga bagi tata kelola perkebunan.
4. Unsur Ukuran Pada Interpretasi Citra
Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.
H. PROSES KELUARAN
Proses pekerjaan pengambilan data potret udara dengan output hasil pengambilan yang telah melalui proses Geografi Information Sistem berupa peta skala 1 : 1.000 dan Peta Skala 1 : 5.000.
Ukuran dan bentuk atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng dapat digambarkan secara detail dengan potret udara dan dengan menggunakan penghitungan dan analisa software GIS. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.
I. PEMANFATAAN DATA POTRET UDARA
Peta Potret udara yang dihasilkan berupa informasi yang harus diolah dan dikembangkan lagi agar menjadi data data yang diperlukan bagi perkebunan. Data dan informasi yang disajikan pada peta dan database secara garis besar adalah :
· Data/Peta Topografi (Kontur tajuk)
· Data/Peta Luasan Areal Tanam dan Non Tanam dalam blok blok,
· Data/Peta Penutupan lahan lingkungan;
· Data/Peta Sarana dan prasarana seperti kantor kebun, afdeling
· Data/Peta Infrastruktur, baik jalan, maupun parit,
dari data peta tersebut dibuatlah rancangan perkebunan dengan Kebutuhan data dalam perancangan prototipe GIS diperkebunan dapat diilustrasikan antara lain meliputi :
1. Divisi Planning and Survey Department
· Peta Kesesuaian Lahan
· Peta Tata Ruang (Blok, Afdeling)
· Peta Topografi
· Peta Infrastruktur Transportasi
· Peta Sarana dan Prasarana Umum dan Sosial
· Peta Pengairan/Drainage
2. Divisi Agronomi Department
· Data/Peta Sebaran Tanaman
· Data/Peta Areal Non Tanam
· Data/Peta Perencanaan dan Monitoring Pemupukan
· Data/Peta Perlakuan Pemupukan terhadap tanaman
· Data/Peta Perawatan Tanaman
· Data/Peta Panen (Rotasi Panen)
· Data/Peta Riwayat Serangan Hama dan Penyakit
· Data/Peta Pola Penanggulangan serangan Hama dan Penyakit
· Data/Peta Tingkat Produksi
3. Devisi Tehnik (Traction)
· Data/Peta Pengangkutan Hasil Panen
· Data/Peta Penggunaan Alat Berat dan Alat Transportasi
· Data/Peta Jalur Sarana dan Prasarana Angkutan
Untuk kebutuhan data lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan antar departement dan atau melakukan perubahan terhadap kebutuhan data yang akan ditampilkan dan dibutuhkan oleh manajemen dalam menganalisa kemajuan kebun. Kebutuhan Data yang akan di tampilkan harus segera di simpulkan sedetail mungkin arah dan tujuan data dan dapat di kordinasikan dengan perancang system, agar system yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga dapat mempercepat alur informasi nantinya.
Komposit citra adalah proses penggabungan 3 atau lebih saluran menjadi citra baru yang mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya. Digunakan komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna.
Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran, objek yang lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidentifikasi suatu objek pada citra.
2. Mosaic
Mosaicking merupakan proses penggabungan dari beberapa citra sehingga terlihat utuh. Potongan citra dapat gabung menjadi satu scene atau penggabungan dari beberapa scene. Sehingga, citra yang terdiri dari beberapa file setelah kita mosaicking menjadi satu file. Pada proses mosaicking juga bisa dilakukan cutline (pemotongan) sesuai batas area yang kita inginkan.
3. Interpretasi Citra
Citra Potret Udara memiliki beberapa kelebihan dalam analisis spasial secara detail karena resolusi spasialnya yang tergolong tinggi yaitu sebesar 0,2 meter, sehingga mampu menampilkan tampilan penutup lahan yang sangat baik dan detail.
Disamping itu Potret Udara memberikan keseimbangan yang ideal antara resolusi tinggi dan luas area cakupan. Daerah cakupan tersebut merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti dalam pemetaan, perencanaan wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi pertambangan, batubara, minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana juga bagi tata kelola perkebunan.
4. Unsur Ukuran Pada Interpretasi Citra
Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.
H. PROSES KELUARAN
Proses pekerjaan pengambilan data potret udara dengan output hasil pengambilan yang telah melalui proses Geografi Information Sistem berupa peta skala 1 : 1.000 dan Peta Skala 1 : 5.000.
Ukuran dan bentuk atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng dapat digambarkan secara detail dengan potret udara dan dengan menggunakan penghitungan dan analisa software GIS. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.
I. PEMANFATAAN DATA POTRET UDARA
Peta Potret udara yang dihasilkan berupa informasi yang harus diolah dan dikembangkan lagi agar menjadi data data yang diperlukan bagi perkebunan. Data dan informasi yang disajikan pada peta dan database secara garis besar adalah :
· Data/Peta Topografi (Kontur tajuk)
· Data/Peta Luasan Areal Tanam dan Non Tanam dalam blok blok,
· Data/Peta Penutupan lahan lingkungan;
· Data/Peta Sarana dan prasarana seperti kantor kebun, afdeling
· Data/Peta Infrastruktur, baik jalan, maupun parit,
dari data peta tersebut dibuatlah rancangan perkebunan dengan Kebutuhan data dalam perancangan prototipe GIS diperkebunan dapat diilustrasikan antara lain meliputi :
1. Divisi Planning and Survey Department
· Peta Kesesuaian Lahan
· Peta Tata Ruang (Blok, Afdeling)
· Peta Topografi
· Peta Infrastruktur Transportasi
· Peta Sarana dan Prasarana Umum dan Sosial
· Peta Pengairan/Drainage
2. Divisi Agronomi Department
· Data/Peta Sebaran Tanaman
· Data/Peta Areal Non Tanam
· Data/Peta Perencanaan dan Monitoring Pemupukan
· Data/Peta Perlakuan Pemupukan terhadap tanaman
· Data/Peta Perawatan Tanaman
· Data/Peta Panen (Rotasi Panen)
· Data/Peta Riwayat Serangan Hama dan Penyakit
· Data/Peta Pola Penanggulangan serangan Hama dan Penyakit
· Data/Peta Tingkat Produksi
3. Devisi Tehnik (Traction)
· Data/Peta Pengangkutan Hasil Panen
· Data/Peta Penggunaan Alat Berat dan Alat Transportasi
· Data/Peta Jalur Sarana dan Prasarana Angkutan
Untuk kebutuhan data lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan antar departement dan atau melakukan perubahan terhadap kebutuhan data yang akan ditampilkan dan dibutuhkan oleh manajemen dalam menganalisa kemajuan kebun. Kebutuhan Data yang akan di tampilkan harus segera di simpulkan sedetail mungkin arah dan tujuan data dan dapat di kordinasikan dengan perancang system, agar system yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga dapat mempercepat alur informasi nantinya.
UNTUK INFORMASI SELENGKAPNYA DAPAT MENGHUBUNGI
PT. GLOBAL MAPINDO KREASI
Att : Eddy Purwanto
Phone +6281372775700
WA +6281213962606
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun