Kamis, 08 Maret 2018

Turnera Subulata

Ulat api adalah salah satu musuh yang sangat di takuti dalam perkebunan kelapa sawit  karena ulat tersebut menimbulkan efek kerugian yang sangat besar terhadap tanaman kelapa sawit. Ulat api menyerang bagian daun kelapa sawit, untuk tanaman kelapa sawit pada tahap pembibitan serangan ulat api akan berdampak jangka panjang dan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi di waktu mendatang. Untuk tanaman memasuki masa produktif, serangan ulat api akan berdampak pada menurunnya hasil produksi, seperti hal kita ketahui bahwa secara teoritis tanaman kelapa sawit akan muncul tunas baru setiap 2 pekan sekali, dan fungsi daun sebagai tempat terjadinya fotosisntesis dan selanjutnya akan berguna dalam pembentukan bunga dan buah. Apabila daun diserang hama ulat api akan berakibat tidak optimalnya pembentukan bunga dan buah sehingga akan berakibat penurunan produktivitas tanaman.

Penelitian dan kenyataan yang dihadapi banyak perusahaan menunjukkan bahwa serangan ulat api dapat menurunkan produksi sebanyak 25% pada tahun pertama dan 50% pada tahun kedua dan memasuki tahun ketiga mencapai 75%. Dalam perkembangannya, perusahaan perkebunan kelapa sawit  berupaya melakukan pengendalian ulat api karena untuk memusnahkan ulat api rasanya tidak mungkin untuk dapat dilakukan. Upaya yang  dapat dilakukan lewat menekan pertumbuhan ulat api tersebut menuju ke batas ambang.

Pengendalian ulat api dapat dilakukan dengan berbagai macam cara tetapi saat ini yang paling ditekankan adalah bagaimana untuk melakukan pengendalian ulat api secara alami. Dengan Predator Alami dan Parasitoid , Salah satu dari penemuan – penemuan tersebut adalah ditemukannya predator Eocanthecona furcellata, disamping itu ada predator lain seperti Sycanus leucomesus (Reduviidae), Cosmolestes sp dan Laba-laba

Untuk memperbanyak dan mempertahankan populasi parasitoid dan predator alami di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan insektisida kimia maupun herbisida dalam mengendalikan gulma sebagai sumber makanan bagi imago parasitoid. Tanaman yang telah diteliti sangat baik sebagai konservasi parasitoid diantaranya adalah tanaman  Turnerasubulata, dimana tanaman ini adalah media yang sangat di sukai oleh Sycanus leucomesus (Reduviidae).

Turnera subulata atau orang bisa juga menyebutnya Bunga Pukul Delapan termasuk salah satu anggota tumbuhan berbunga. Bunga ini termasuk ke dalam suku Turneraceae. Nama lain dari bunga pukul delapan adalah lidah kucing (Jawa) dan holly rose (Inggris).

Tumbuhan herba ini berukuran 60-90 cm dan memiliki akar dengan panjang 0,3-0,8 m. Daun berwarna hijau dengan panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Berdaun tunggal, daunnya berbentuk elips dengan ujung meruncing dan tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip dan mempunyai kelenjar kuncup.

Bunga ini hanya mekar beberapa jam saja, sekitar jam 8 pagi sampai sekitar jam 12 siang. Maka dari itu, jenis tumbuhan ini dinamakan bunga pukul delapan. Varietas bunga pukul delapan selain ada yang berwarna putih, juga ada yang berwarna kuning. Buah tanaman ini berbentuk telur lebar dengan biji lebih dari 30.

Turnera subulata merupakan jenis tanaman yang mirip dengan Turnera ulmifolia, tetapi keduanya biasa disebut dengan bunga pukul delapan. Hanya saja Turnera subulata mempunyai bunga berwarna putih dan mempunyai ukuran daun yang lebih kecil dibandingkan dengan daun dari Turnera ulmifolia.

Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, di ladang, di tanah pemakaman, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat dan Meksiko ini dapat ditemukan di daerah pasir yang kering pada ketinggian 10–250 meter di atas permukaan laut, tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindungi.

Di Indonesia, bunga pukul delapan banyak dijumpai di daerah Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tumbuhan berbunga ini dikenal sebagai tanaman hias, tanaman pengendali hama tanaman.

Cara penanaman adalah sepanjang jalan dengan membuat plot tanaman di pinggir jalan kebun dengan ukuran bervariasi sesuai keadaan setempat, namun umumnya ukuran plot antara 3-4 meter, dan biasanya dalam 1 meter persegi dengan populasi tanaman inang 300-400 bibit. Cara memperbanyak tanaman ini sangatlah mudah, dengan penyetekan pada batang yang sudah agak tua dapat langsung ditanam dalam tanah.


Sumber : 
1. https://en.wikipedia.org/wiki/Turnera_subulata
2.https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/hama-penyakit/pengendalian-hama-ulat-api-bunga-pukul-delapan
3. http://www.greeners.co/flora-fauna/bunga-pukul-delapan-liar-namun-berkhasiat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun