Selasa, 23 Januari 2018

Pengenalan Kelapa Sawit



Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)
Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh  pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik jika dibandingkan dengan tanah berpasir dan gambut.Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan sangat baik di banyak jenis tana, yang terpenting adalah tidak kekurangan air pada  saat musim kemarau dan tidak tergenang air pada saat musim hujan (memiliki drainase yang baik) karena apabila tanaman sering tergenang air maka akarnya akan membusuk (Anonimus, 2002).
Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0- 5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Untuk mencapai tingkat keasamaan ini maka di daerah gambut diperlukan perlakuan pemberian pupuk Dolomit atau Kieserite dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelapa sawit yang di tanam di tanah darat. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15° (Anonimus, 2002).
Iklim
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik antara garis lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut :
1.   Cahaya
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman heliofil atau menyukai cahaya matahari. penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah, maka tanaman ini akan tumbuh dengan penyinaran matahari yang tinggi (Anonimus, 2002).
Tanaman Kelapa sawit akan tumbuh pada daerah yang intensitas cahaya yang tinggi di karenakan tanaman tersebut tanaman yang tahan akan intensitas penyinaran yang tinggi tidak memerlukan naungan bahkan iya dapat tumbuh baik dan produksi akan optimal (Anonimus, 2002).
2.   Suhu
Suhu/Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24 - 28oC. Jadi  ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut) (Raf’an, 2008).
Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan (Raf’an, 2008).
3.   Curah Hujan
Tanaman Kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm per tahun, tetapi curah hujan optimal 2.000 – 3.000 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit (Raf’an, 2008).
Namun curah hujan yang terlalu tinggi kurang menguntungkan bagi penyelenggaraan kebun karena mengganggu kegiatan di kebun seperti pemeliharaan tanaman, kelancaran transportasi, pembakaran sisa-sisa tanaman pada pembukaan kebun, dan terjadinya erosi (Raf’an, 2008).
4. Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketimggian tempat 1000 meter diatas permukaan laut (dpl). Namun, pertumbuhan tanaman dan produktivitas optimal akan lebih baik jika ditanam di lokasi dengan ketinggian 400m dpl (Raf’an, 2008).
Biasanya ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya tanaman kelapa sawit, pada ketinggian tempat yang sangat tidak di anjurkan untuk tanaman kelapa sawit tanaman tersebut akan tetapi adanya keterhambatan dalam hidupnya bahkan tidak tumbuhnya tidak optimal (Raf”an, 2008).



Morfologi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

Akar

Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang sepanjang  15 cm, tetapi akar ini mudah mati dimana hanya mampu bertahan selama 6 buan dan segera digantikan dengan akar serabut. Dari radikula akan muncul akar lainnya yang bertugas mengambil air dan hara. Akar ini kemudian fungsinya diambil alih oleh akar primer yang keluar dari bagian bawah batang beberapa bulan kemudian. Akar primer tersebut berfungsi mengambil air dan unsur hara (Anonimus, 2011).

Dari akar primer tumbuh akar sekunder yang tumbuh horisontal dan dari akar sekunder tumbuh juga akar tertier dan kuarter yang berada dekat pada permukaan tanah.Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus kebawah dan sebagian tumbuh mendatar kearah samping (Anonimus, 2011).

Panjang akar kelapa sawit dapat mencapai 50 meter. Penyerapan unsur  hara terjadi melalaui serabut akar dan biasanya terdapat pada permukaan tanah yang lembab seperti di bawah tumpukan pelepah. Pada tanaman di lapangan akar tertier dan akar kuarter berada pada 2,0 – 2,5 m dari pangkal pohon atau di luar piringan dan terkonsentrasi pada kedalaman 0 – 20 cm dari permukaan tanah. Akar primer yang keluar dari pangkal batang jumlahnya sangat banyak dengan diameter  5,0 – 10,0 mm dan tumbuh ke bawah sampai kedalaman 1,5 m. Sedangkan akar sekunder, tertier dan kuarter ukurannya semakin kecil dengan diameter masing-masing 2,0 – 4,0 mm, 0,7 – 2,0 mm dan 0,1 – 0,3 mm (Anonimus, 2011).

Batang

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil maka batangnya tidak memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang.  Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pelepah daun. Batang bagian bawah  umumnya lebih besar disebut bonggol batang. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas. Laju pertumbuhan tinggi batang dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Tinggi batang bertambah kira-kira 45 cm/tahun, tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan 15-18 meter sedangkan di alam dapat mencapai 30 meter (Anonimus, 2011).

Batang kelapa sawit adalah  tunggal (tidak bercabang) kecuali abnormal. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Batang mengandung banyak serat dengan jaringan pembuluh yang menunjang pohon dan pengangkutan hara. Jika sudah tua batangnya di tutupi oleh sisa potongan  pelepah dan  jika sudah berumur diatas 15 tahun sisa potongan pelepah tersebut akan rontok sehingga akan jelas kelihatan batang kelapa sawit bulat dengan bentuk mirip batang kelapa. Bagian bawah batang umumnya lebih besar (disebut bongkol batang = bowl). Pertumbuhan meninggi batang berbeda-beda tergantung dari varitas dan tipenya, tetapi pada umumnya tinggi batang bertambah 25 – 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Tinggi pohon maksimum yang ditanam di perkebunan berkisar antara 15 – 18 m (Moenandir, 1996).

Daun

Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisisnyaDi tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun. Daun pertama yang keluar pada stadia bibit adalah berbentuk lanceolate kemudian berkembang menjadi bifurcate dan terakhir berbentuk pinnate . Pada umur bibit 5 bulan akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate. Sedangkan pada umur bibit 12 bulan akan terdapat 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate (Moenandir, 1996).

Pangkal pelepah daun (petiole) adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya anak/helaian daun dan terdiri atas rachis (basis folium), tangkai daun (petiolus), duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung daun (apex folium), lidi (nervatio), tepi daun (margo folium) dan daging daun (Iintervenium).Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, daun-daun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjang nya 7,5 – 9 meter dengan jumlah daun yang tumbuh dikedua sisi berkisar  250 – 400  helai. Pada satu batang kelapa sawit biasanya terdapat 40 – 50 pelepah daun  dengan luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak  jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik (Moenandir, 1996). 

Buah

Buah kelapa sawit menempel dikarangan yang disebut tandan buah. dalam satu tandan terdiri dari puluhan sampai ribuan buah. tandan buah akan mencapai ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5-5 bulan. pada umur ini mulai dibentuk zat-zat minyak yang disusun dalam sel-sel pengisi disela-sela sabut buah. minyak sabut (CPO) berwarna jingga karena banyak mengandung karoten. bersamaan dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah dari ungu menjadi orannye merah (Moenandir, 1996).

Buah kelapa sawit terbentuk pada bakal buah dan disebut buah sejati tunggal dan berkelamin (carnosus). Proses pembentukan buah sejak saat penyerbukan sampai buah matang lebih kurang 6 bulan. Buah dapat juga terjadi lebih lambat atau lebih cepat tergantung dari keadaan iklim setempat. Dalam satu tandan dewasa dapat mencapai lebih kurang 2000 buah. Biji kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian penting. Biji merupakan buah yang telah terpisah dari bagian buah, yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji terdiri atas cangkang, embrio, dan inti atau endosperma. Embrio panjang nya 3 mm, berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaan berwarna kuning dan bagian yang lain agak tajam berwarna putih (Butonutara, 2007).  

Berdasarkan ketebalan daging buah (mesocarp) dan cangkang (endocarp) kelapa sawit di bagi menjadi 3 klasifikasi:
1. Dura
Dura memiliki ciri – cirri daging buah (mesokarp) tipis sekitar 35 -65 persen dan cangkang (endocarp) tebal sekitar 20 - 50 persen, serta inti buah (endosperm) sekitar 4 - 20 persen. Kelapa sawit jenis ini memiliki rendemen CPO dan PKO yang rendah. 

2. Psifera
Psifera memiliki ciri – ciri daging buah (mesokarp) sangat tebal sekitar 92 - 96 persen tetapi cangkang dan biji (Endorsperm) sangat kecil sekitar 3 - 8 peren. Jenis kelapa sawit ini memiliki produksi CPO yang tinggi tetapi pada kenyataan di lapangan jenis ini menghasilkan sedikit bunga betina sehingga produksinya rendah.

3. Tenera
Tenera adalah hasil persilangan dengan induk betina adalah dura dan induk jantan adalah Psifera dimana jenis ini memiliki ciri daging buah (mesocarp) tebal sekitar 60 - 96 persen dan cangkang tipis (endocarp) 3 - 20 persen, tetapi memiliki ukuran kernel yang besar (endosperm) sekitar 3 - 15 persen sehingga produksi CPO dan PKO tinggi. Jenis tenera inilah yang disebut dengan bibit unggul kelapa sawit (Moenandir, 1996).



Produktifitas Sawit Terhadap Kelas Lahan Bibit Marihat
Umur
Kelas lahan S1
Kelas lahan S2
Kelas lahan S3
(Thn)
T
RBT
TBS
T
RBT
TBS
T
RBT
TBS
3
22
3,2
6
18
3
5
17
3
5
4
19
6
12
18
6
10
17
5
9
5
19
7,5
15
17
7
12
16
7
10
6
16
10
18
15
9,4
16
15
8,5
14
7
16
12,5
21
15
11,8
20
15
11,1
18
8
15
15,1
26
15
13,2
25
15
13
23
9
14
17
29
13
16,5
27
13
15,5
25
10
13
18,5
31
12
17,5
27
12
16
25
11
12
19,6
31
12
18,5
27
12
17
25
12
12
20,5
31
11
19,5
27
11
18,5
25
13
11
21,1
31
11
20
27
10
20
25
14
10
22,5
31
10
21,8
27
10
21
25
15
9
23
30
9
23
26
9
21
24
16
8
24.5
28
8
23,1
25
8
22
24
17
8
25
27
8
24,1
25
7
23
23
18
7
26
26
7
25,2
24
7
24
22
19
7
27,5
25
7
26,4
23
6
25
22
20
6
28,5
24
6
27,8
22
5
27
21
21
6
29
23
6
28,6
22
5
27
20
22
5
30
22
5
29,4
21
5
28
19
23
5
30,5
21
5
30,1
20
4
29
18
24
4
31,9
19
4
31
18
4
30
17
25
4
32,4
19
4
32
18
4
34
17
Rerata
10,78
20,79
23,74
10,26
20,21
21,48
9,87
19,37
19,83
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun