Selasa, 30 Januari 2018

Pengendalian Gulma di Perkebunan


Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok. Dalam pengertian ini, semua praktik budi daya di pertanaman (sejak penyiangan lahan) dapat dibedakan anatara yang lebih meningkatkan daya saing tanaman pokok atau yang meningkatkan daya saing gulma. Praktik budi daya yang keliru akan berakibat pada meningkatkan daya saing gulma

JENIS JENIS GULMA
Berdasarkan tingkat pertumbuhan dan kompetensinya, gulma di dalam dunia perkebunan khususnya kelapa sawit dapat dikelompokan menjadi 4 ( empat ) klas.
  • Klas A dimana gulma Sangat berbahaya dan harus dieradikasi, sifat-sifat gulma karena, Sangat kompetitif, Mengeluarkan zat racun yang menghambat pertumbuhan tanaman, Sebagai inang alternative hama dan penyakit,  Mengganggu pekerja ( contoh: bambu,lalang,putihan,dan lain-lain)
  • Klas B adalah Gulma klas ini sangat berbahaya,kompetitif yang harus dikendalikan secara terus menerus dan apabila perlu harus dieradikasi (di musnahkan)
  • Klas C gulma klas ini kurang kompetitif dan dapat ditolerir, akan tetapi memerlukan pengendalian yang teratur, serta bermanfaat untuk mencegah erosi.
  • Klas D, merupakan gulma bermanfaat kurang kompetitif dan keberadaannya perlu dipertahankan. (Contoh : Ageratum, Euphorbia heterophylla, Hyptus Spp, Cleome Spp.)

Nama Botani Nama Umum Klas Toleransi Gulma
K. Sawit Karet Kakao
Kelompok Rumput-Rumputan
Axonopus copressus Rumput pakisan C C C
Bambosa spp Bambu A A A
Brachiaria mutica Rumput Melala A A A
Centhothcca lappacea Rumput lilit kain B B B
Cholis Barbata Rumput plush C C C
Chrysopogon aGMP-Kulatus Rumput jarum C C C
Crytococum ascrescens Rumput panic C C C
Cynodone dactylon Rumput grintingan C C C
Digitaria adscendens Rumput cakar ayam C C C
Enchinochloa colomun Rumput hutan C C C
Elensine indica Jakut jampang B B B
Ischaemun muticum Lalang A A A
Ischaemun timorense Rumput kemarau B B B
Othochloa nodosa Rumput tembaga timur B B B
Panicum repens Rumput kawatan B B B
Panicum sarmentorum Rumput lempuyangan A A A
Paspalum commersonii Rumput sarang buaya A A A
Panisetum purpureum Rumput kerbau C C C
Panisetum sentosum Rumput gajah B B B
Setaria Palifora Rumput ekor kucing A A A
Remeda arguens Rumput bambu C C C
Ripsacum laxum Rumput primping B B B
Teki-Tekian.
Cyperus spaceolatus Teki B/C B/C B/C
Cyperus rotundus Teki B B B
Fimristylis spp Teki B/C B/C B/C
Scleria sematrensis Rumput Lumpur B B B
Gulma Daun Lebar (Monokotil)
Colocasia spp Keladi,talas A/B A/B A/B
Commenlina nudiflora Rumput alur B/C B/C B/C
Curculigo vilosa Lumba B B B
Dianella sp Siak jantan B B B
Elettariospsis curtisii Jahe liar A A A
Globa pendula Jahe liar A A A
Musa spp Pisang liar A
Gulma Daun Lebar( Dikotil)
Ageratum conyzoides Babadotan D D D
Amaranthus intrusa Bayam duri C/D C/D C/D
Borreria laericaulis Pengorak B B B
Brrreria latifolia Gendong anak B B B
Cassia alata Gendong anak C C C
Cassia cobanensis Gelanggang A A A
Cassia tora Gelanggang A A A
Chromolaena odorata Kacang kasia B B B
Cleome aciliata Putihan A A A
Clidemia hirta Maman D D D
Cordia currassavica Herendong A A A
Croton hirtus Sckendal A A A
Euphorbia heterophylla Ara tanah D D D
Hyptis brevipes Patik mas D D D
Melastoma affine Senduduk B B B
Melassoma malabrathicum Bunga tahi ayam A A A
Mikania micrantha Sembuk rambat A A A
Mimosa invisa Mikania B B B
Mimosa pigra Kucingan B B B
Mimosa Pudica Kucingan gajah A A A
Passiflora foetida Utri malu B/C B/C B/C
Sida acuta Markisa hutan B/C C B
Salamum torrum Lidah ular C C B/C
Stachytarpheta indica Rimbang-rimbangan B B A
Tetracera scandens Jarong C C B/C
Mampelas A A A
Pakis – Pakisan
Abacopteris triphylla Pakis B B B
Adiantum tetraphyllum Pakis C C B
Athyrium malaccence Pakis malaka C C B
Cyclosorus aridus Pakis kadal B/C B/C B
Dicranopteris linearis Pakis kawat A A A
Nephrolepsis biserrata Pakis larat C C C
Pteridium esculentum Pakis gajah A A A
Stenochlaena palustris Pakis undang A A A

KERUGIAN AKIBAT GULMA
Pada prisipnya perawatan tanaman adalah pekerjaan mengendalikan gulma pada tanaman kelapa sawit, untuk menghindari daya saing antara gulma dan tanaman kelapa sawit, tumbuhnya gulma pada areal kelapa sawit sdikit banyak akan mengurangi prdoduktifitas tanaman antara lain :
  • Menurunkan produksi tanaman kelapa sawit, akibat bersaing dengan gulma dalam mengambil unsur hara dari tanah, sinar matahari dan ruang hidup.
  • Menurunkan produktifitas tanaman kelapa sawit, akibat terkontaminasi oleh bagian bagian tanaman gulma
  • Sebahagian gulma mengeluarkan zat aleopati yang sangat merugikan tanaman kelapa sawit karena mengganggu pertumbuhannya
  • Tempat persembunyian bagi hama tanaman kelapa sawit, dan jiga sebagai inang hama, yang sewaktu waktu dapat menghantam tanaman dalam skala besar dan serentak.
  • Menggangu tata kelola air pada tanaman karena kelancaran buangan air bisa terhambat oleh gulma sehingga sangat memungkinkan bisa menjadikan areal tergenang
Secara umum, metode pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit belum ada yang benar benar dapat menekan gulma secara keseluruhan, adakalanya metode yang diterapkan pada jenis gulma yang satu mampu menekan pertumbahan gulma pada fase yang baik, tetapi adakalanya metode tersebut tidak tepat pada pengendalian gulma lainnya.

Disinilah dituntut pengetahuan tentang jenis jenis gulma yang ada di perkebunan dan bagaimana mengendalikannya, baik secara manual maupun chimestry, disamping juga tehnis pengendalian dan faktor biaya yang akan di keluarkan, dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, dimana apabila kondisi gulma yang ada masih dibawah biaya pengendaliannya maka untuk sementara belum dilakukan pengendalian, sehingga pengendalian gulma dapat terjaga dan terjadwal dengan baik, dan biaya dapat di pergunakan dengan tepat guna dan tepat sasaran.

Sasaran pengendalian gulma pada lahan kelapa sawit yakni pada dua tempat pada piringan dan gawangan, prinsip dasar pengendalian gulma yakni membersihhkan gulma seperti rumput pada piringan, memberantas ilalang pada piringan dan gawangan serta  tanaman pengganggu di gawangan seperti anak kayu.

Thn Gulma Bahan Aktif Dosis(cc/gr)
0 - 3  Rumput + LCC + Daun Lebar Glifosat + Metsulfuron Methyl 1,5 L + 75 Gr
Mikania + Daun Lebar + Rumput Glifosat + Fluroksipir Metil Heptil Ester 1.5 L + 0.3 L
Pakis + Daun Lebar + Rumput Paraquat Diklorida + Metsulfuron Methyl 1.5 L + 75 G
Lalang Sheet Glifosat 5,0 L
3- 5 Rumput + LCC + Daun Lebar Glifosat + Metsulfuron Methyl 1,0 L + 50 Gr
Mikania + Daun Lebar + Rumput Glifosat + Fluroksipir Metil Heptil Ester 1.0 L + 0.3 L
Pakis + Daun Lebar + Rumput Paraquat Diklorida + Metsulfuron Methyl 1.0 L+ 50 G
Lalang Sheet Glifosat 3,0 L
> 5 Rumput + LCC + Daun Lebar Glifosat + Metsulfuron Methyl 1,0 L + 50 Gr
Mikania + Daun Lebar + Rumput Glifosat + Fluroksipir Metil Heptil Ester 1.0 L + 0.3 L
Pakis + Daun Lebar + Rumput Paraquat Diklorida + Metsulfuron Methyl 0,5 L + 25 G
Lalang Sheet Glifosat 3,0 L











Catatan untuk Fluroksipir dapat di ganti dengan Triklophir Butok Etil Ester

Untuk merek dan Jenis bahan aktif pembasmi Gulma dapat dilihat pada link di bawah ini
1. Glifosat
2. Paraquat Khlorida
3. Metsufuron Methil
4. Triklopir Butok Etil Ester
5. Fluroksipir - metil Ester

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun