Diuron merupakan herbisida dari turunan urea dalam bentuk Tepung yang dapat disuspensikan dalam air. Herbisida ini merupakan herbisida yang selektif dan dipakai lewat tanah, walaupun ada beberapa yang lewat daun. Termasuk dalam kelompok ini adalah diuron, linuron, dan monuron.
Herbisida diuron bersifat sistemik sama seperti glifosat yang bersifat sistemk. Herbisida ini biasanya diabsorbsi melalui akar dan ditranslokasikan ke daun melalui batang. Pemakaian lewat daun tidak ditranslokasikan lagi. Di dalam tubuh tumbuhan diuron mengalami degradasi, terutama melalui pelepasan gugus metil. Herbisida diuron menghambat reaksi Hill pada fotosintesis, yaitu dalam fotosistem II. Dengan demikian pembentukan ATP dan NADPH terganggu (Tjitrosoedirdjo dkk., 1984).
Seperti kebanyakan herbisida yang berasal dari golongan urea, diuron lebih cepat diserap melalui akar tumbuhan dan dengan segera ditranslokasikan ke bagian atas tumbuhan (daun dan batang) melalui sistem apoplastik. Ada dua hal yang menyebabkan diuron tetap berada di permukaan tanah dalam waktu yang relatif agak lama yaitu : (1) tidak mudah larut dalam air sehingga diuron mempunyai kemampuan untuk bertahan dari pencucian dan (2) tingkat absorbsi yang tinggi oleh koloid tanah. Toksisitas diuron sangat tinggi untuk kecambah tumbuhan pengganggu Ashton dkk. (1982),.
Gejala yang terjadi akibat aplikasi diuron tergantung pada jenis tumbuhan itu sendiri. Biasanya kematiannya diawali pada ujung daun dan apabila ujung daun telah mati, maka tidak akan terjadi turgor lagi. Kemudian akan khlorosis yang biasanya akan diikuti oleh pertumbuhan yang lambat dan kematian yang mendadak. Menurut Radosevich (1997) dalam Agustanti (2006) enyatakan herbisida pratumbuh diuron biasanya diaplikasikan melalui tanah dan biasanya disemprotkan mengelilingi tanaman pokok atau disemprotkan diantara barisan untuk meningkatkan selektivitas herbisida.
Herbisida diuron diabsorbsi dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis. Herbisida tersebut merupakan herbisida pratumbuh. Herbisida pratumbuh seperti diuron umumnya mempunyai persistensi dan mobilitas yang tinggi dalam tanah, yang memang diperlukan agar kinerja herbisida tersebut optimum (Tomlin, 2005).
Herbisida diuron diabsorbsi dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis. Herbisida tersebut merupakan herbisida pratumbuh. Herbisida pratumbuh seperti diuron umumnya mempunyai persistensi dan mobilitas yang tinggi dalam tanah, yang memang diperlukan agar kinerja herbisida tersebut optimum (Tomlin, 2005).
perbedaan morfologis dapat mempengaruhi selektifitas herbisida. Bagian luar tumbuhan merupakan pertimbangan pertama bagi selektifitas herbisida. Adanya perlindungan pada bagian meristematik dan bagian yang mempengaruhi penyerapan herbisida. Pada gulma golongan daun
lebar, mempunyai meristem pada ujung tumbuhan yang dapat langsung terkena herbisida sehingga gulma daun lebar menjadi lebih peka terhadap herbisida. Sementara pada gulma berdaun sempit seperti rumput memiliki meristem yang terlindungi sehingga menjadi kurang peka terhadap herbisida.Moenandir (1990)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
- Herbisida diuron pada dosis 1000-1500 g/ha efektif mengendalikan gulma total, golongan rumput, dan gulma dominan Digitaria ciliaris hingga 8 MSA (Minggu Setelah Aplikasi), pada dosis yang sama efektif mengendalikan gulma golongan daun lebar hingga 12 MSA, sementara dosis 1500 g/ha efektif mengendalikan gulma dominan Praxelis clematidea hingga 8 MSA
- Herbisida diuron pada dosis 750-1500 g/ha efektif mengendalikan gulma golongan teki, gulma dominan Eleusine indica, Dactyloctenium aegyptium, dan Cyperus iria hingga 4 MSA, sementara pada dosis yang sama mampu mengendalikan gulma dominan Calopogonium mucunoides hingga 12 MSA.
Saat ini terdaftar 26 merek dagang bahan aktif diuron yang beredar dan memiliki ijin edar di indonesia, sebagai berikut
No | Merek Dagang | Pemegang Terdaftar |
1 | Bimaron 80 WP | PT. Nufindotama Makmur |
2 | Bimaron 500 SC | PT. Nufindotama Makmur |
3 | Bioron 80 WP | PT. Probio International Chemical |
4 | Buron 80 WP | PT. Saprotan Utama |
5 | Centaron 80 WP | PT. Centa Brasindo Abadi |
6 | Daimex 80 WP | PT. Dharma Guna Wibawa |
7 | Dironex 80 WP | PT. Dalzon Chemical Indonesia |
8 | Diurex 80 WP | PT. Royal Agro Indonesia |
9 | DKHexaron 60 WG | PT. Danken Indonesia |
10 | Gulmaron 500 SC | PT. Tribina Tani Karya |
11 | Gulmaron 80 WP | PT. Tribina Tani Karya |
12 | Karmex 80 WP | PT. Dupont Agricultura |
13 | Maron 500 SC | PT. Petrokimia Kayaku |
14 | Maron 80 WP | PT. Petrokimia Kayaku |
15 | Navaron 80 WP | PT. Petrokimia Kayaku |
16 | Para-Col 250/180 SL* | PT. Syngenta Indonesia |
17 | Ronindo 80 WP | PT. Inti Everspring |
18 | Sidaron 80 WP | PT. Petrosida Gresik |
19 | Sidaron 500 EC | PT. Petrosida Gresik |
20 | Sidaron 500 EC | PT. Petrosida Gresik |
21 | Sinaron 80 WP | PT. Sinamyang Indonesia |
22 | Taniron 80 WP | PT. Tani Mas Subur |
23 | Thioron 550 SC | PT. Sinar General Industries |
24 | Torero 80 WP | PT. Biotis Agrindo |
25 | Velpar 60 WG | PT. Duppont Indonesia |
26 | Viaron 80 WP | PT. Kresna Bumitama Sejati |
Sumber : EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH DIURON PADA GULMA DI PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Oleh DANNY FHAISAL AKBAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun