Industri Minyak sawit adalah salah satu industri yang sangat
strategis yang bergerak di sektor pertanian (agro based Industri) dan
prospeknya di tujukan untuk pningkatan produksi yang sejalan dengan demand.
Industri ini banyak bergerak dan berkembang di negara negara seperti Indonesia,
malaysia, dan Thailand, dan saat ini mulai juga di kembangkan di Myanmar,
Vietnam dan Phiilipina.
Prospek perkembangan industri kelapa sawit saat ini sangat pesat,
mengingan banyaknya turunan dari hasil utama yakni CPO (Crude Palm Oil) juga se
iring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Dari kelapa sawit yang
diperoleh dua jenis minyak kasar yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Kernel
oil (PKO), proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng juga menghasilkan
beberapa hasil sampingan yang bernilai ekonomis tinggi seperti stearin (bahan
baku margarine) dan Palm Fatty Acid (PDFA). Didapatnya produksi sampingan ini
merupakan salah satu daya tarik investasi di industri minyak goreng dari CPO,
disamping minyak goreng yang dihasilkan (olein) merupakan minyak tak
jenuh yang sampai sejauh ini di ketahui baik bagi kesehatan
Minyak sawit juga digunakan sebagai bahan baku untuk margarine, sabun, kosmetika dan industri berat lainnya seperti, industri kawat, baja, radio, kulit dan industri farmasi. Karena begitu beragamnya peruntukannya hal ini disebabkan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yakni tahan oksidasi dengan tekanan tinggi yang mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, serta mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetika.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah
buah. Bagian dari buah yang diolah adalah daging buahnya yang memnghasilkan
minyak mentah (CPO) yang selanjutnya diolah menjadi minyak goreng dan
berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak sawit dari minyak nabati lainnya
adalah harganya relatif murah, rendah kolesterol dan memiliki kandungan karoten
yang tinggi.
Sementara untuk inti sawit diolah menjadi bahan baku berupa palm kernel oil (PKO) yang selanjutnya diolah menjadi produk turunan lainnya seperti bahan baku alkohol, dan industri kimia, untuk ampas dari pengolahan inti sawit berupa bungkil yang dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak (ayam), dan tempurungnya dapat di gunakan sebagai bahan bakar (briket), maupun untuk pengerasan jalan.
Melalui proses metanolisis dengan menggunakan katalis asam dan
basa mampu mengubah limbah pabrik minyak goreng menjadi biodisesel sesuai
standar pertamina. Limbah dari minyak goreng lainnya seperti fatty acid (PFAD)
atau biasa disebut Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMS) yang selama ini
belum banyak termanfaatkan, nilai ekonomi PFAD yang rendah saat ini dapat ditingkatkan
menjadi sumber bahan baku nabati sebagai alternatif pengganti diesel yakni
biodisesel (metil ester) apalagi harga minyak dunia terus melonjak. Proses
pembuatannya menggunakan metanolisis dua tahap yakni proses eterifikasi dengan
katalis H2SO4 dan proses tranterifikasi dengan katalis basa yakni NaOH serta
rangkaian proses pencucian dengan water boiling secara bertingkat. PFAD
tersusun atas asam lemak bebas yang tinggi, sisa dari pengolahan minyak sawit
mentah (CPO) dari pabrik minyak goreng dengan susunan kimia asam palmitat, asam
stearat dan asam oleat.
Sesuai dengan spesifikasi kebutuhan produk, maka produk CPO dapat
diturunkan lagi menjadi
1. Produk turunan CPO.
Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat
dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams,
Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender,
Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary,
Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel.
Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun
mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan
di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy.
2. Poduk Turunan
Minyak Inti Sawit.
Dari produk
turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute,
Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit
Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan
Kosmetik.
3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit.
Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical
dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing,
Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives,
Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.
4. Produk
Limbah CPO
Balai Besar
Teknologi Energi telah melakukan riset untuk pemanfaatan limbah ini menjadi
biodiesel dengan optimasi proses, perbandingan pereaksi dan katalis kemudian
melakukan pembuatan biodiesel dari PFAD pada skala laboratorium hingga menguji
karakteristiknya dan memaparkannya . Katalis asam H2SO4 dipilih karena harganya
lebih murah, memiliki reaktivitas yang baik, mudah dicuci, dan memiliki tingkat
korosivitas yang rendah sedangkan katalis basa dipilih NaOH karena murah,
tersedia dalam padatan, mudah larut dalam metanol dan air serta memiliki
reaktivitas yang baik. Dengan proses ini diperoleh biodiesel yang
mengandung kadar asam lemak bebas yang tinggi serta berbentuk padat dengan
kualitas yang memenuhi standar dan aman bagi mesin diesel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun