Jumat, 09 Februari 2018

Media Tumbuh (Analisa Kesesuan Lahan)



Berdasarkan peta geologi, area calon lokasi kebun kelapa sawit dapat diketahui dari jenis batuan yang ada. Selanjutnya, area calon lokasi kebun kelapa sawit tersebut perlu diamati secara fisiografi (perbukitan, pegunungan, dataran, teras dan lainnya).
            Bentuk wilayah calon lokasi kebun diamati kontur tanahnya, datar atau berbukit. Pengamatan persentase kemiringan lereng dengan sebaran kelas kemiringan lereng perlu diperhitungkan dan gambaran umum topografi seluruh lahan perkebunan.
Status lahan calon lokasi kebun harus jelas. Bukan tanah hutan dan termasuk tanah adat, tanah desa, atau milik penduduk. Hasil pengamatan di lapangan, didukung peta tata guna lahan dapat menggambarkan tata guna lahan (penggunaan lahan yang ada di area calon lokasi kebun).
            Penyusunan peta tanah dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan tanah dengan melakukan pemboran dan pembuatan profil. Pengamatan tanah dilakukan dengan pertimbangan kondisi topografi serta sebaran calon lokasi kebun. Pengamatan tanah dengan bor dilakukan hingga kedalaman 120 cm. (sedalam mata bor) atau sampai dengan lahan induk (lahan yang terbentuk dengan proses alami, bukan karena endapan atau urugan). Sifat yang diamati meliputi kedalaman tanah, tekstur, warna tanah dan drainase. Pengamatan dilakukan menggunakan peralatan yang biasa digunakan untuk survei lahan dan analisis laboratorium.
            Pengamatan profil tanah dilakukan dengan penggalian lubang sampai kedalaman 150 cm. atau bahan induk (bahan batuan pembentuk tanah). Hal yang diamati adalah sifat dan ciri setiap lapisan tanah, antara lain warna, tekstur, konsistensi dan perakaran. Proses pembentukan tanah di area calon lokasi perlu dipelajari untuk mengetahui jenis tanah dan ciri-cirinya. Klasifikasi tanah di area calon lokasi kebun dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan morfologi tanah di lapangan dengan sampel lokasi yang proporsional dan hasil analisa tanah di laboratorium dengan pengambilan sampel tanah. Tiap satuan peta tanah minimal diwakili oleh satu profil tanah, yang mencakup sifat dan data macam tanah, fisiografi, bentuk wilayah dan bahan induk.
            Kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah antara lain: Tanah Podsolik Coklat, Podsolik Kuning, Podsolik Coklat Kekuningan, Podsolik Merah Kuning, Hidromorfik Kelabu, Alluvial, Regosol, Gley Humik, Organosol (Tanah Gambut).
Sifat fisik dan sifat kimia setiap jenis tanah memang berbeda-beda. Oleh karena itu tingkat produksi setiap jenis tanah juga berbeda. Bagi tanaman kelapa sawit sifat fisik tanah lebih penting daripada sifat kesuburan kimiawinya, karena kekurangan suatu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan.
            Tanah Podsolik Merah Kuning termasuk tanah yang subur dan cocok untuk tanaman kelapa sawit. Jenis-jenis tanah demikian banyak dijumpai di perkebunan kelapa sawit di Sumatera Timur dan Aceh. Sedangkan Tanah Podsolik Kuning termasuk miskin hara terutama fosfat dan magnesium.
            Penyusunan peta bentuk wilayah atau lereng dilakukan melalui pengamatan lereng bersamaan dengan pengamatan tanah di lapangan dengan menggunakan klinometer dan kompas. Saat yang sama juga dilakukan pengamatan vegetasi atau penggunaan lahan yang datanya diperlukan untuk menyusun peta penggunaan lahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun