Berdasarkan
peta geologi, area calon lokasi kebun kelapa sawit dapat diketahui dari jenis
batuan yang ada. Selanjutnya, area calon lokasi kebun kelapa sawit tersebut
perlu diamati secara fisiografi (perbukitan, pegunungan, dataran, teras dan
lainnya).
Bentuk wilayah calon lokasi kebun
diamati kontur tanahnya, datar atau
berbukit. Pengamatan persentase kemiringan lereng dengan sebaran kelas
kemiringan lereng perlu diperhitungkan dan gambaran umum topografi seluruh
lahan perkebunan.
Status lahan
calon lokasi kebun harus jelas. Bukan tanah hutan dan termasuk tanah adat,
tanah desa, atau milik penduduk. Hasil pengamatan di lapangan, didukung peta
tata guna lahan dapat menggambarkan tata guna lahan (penggunaan lahan yang ada
di area calon lokasi kebun).
Penyusunan peta tanah dilakukan
melalui pengamatan terhadap keadaan tanah dengan melakukan pemboran dan
pembuatan profil. Pengamatan tanah dilakukan dengan pertimbangan kondisi
topografi serta sebaran calon lokasi kebun. Pengamatan tanah dengan bor
dilakukan hingga kedalaman 120 cm. (sedalam mata bor) atau sampai dengan lahan
induk (lahan yang terbentuk dengan proses alami, bukan karena endapan atau
urugan). Sifat yang diamati meliputi kedalaman tanah, tekstur,
warna tanah dan drainase. Pengamatan dilakukan menggunakan peralatan yang biasa
digunakan untuk survei lahan dan analisis laboratorium.
Pengamatan profil tanah dilakukan
dengan penggalian lubang sampai kedalaman 150 cm. atau bahan induk (bahan
batuan pembentuk tanah). Hal yang diamati adalah sifat dan ciri setiap lapisan
tanah, antara lain warna, tekstur, konsistensi dan perakaran. Proses
pembentukan tanah di area calon lokasi perlu dipelajari untuk mengetahui jenis
tanah dan ciri-cirinya. Klasifikasi tanah di area calon lokasi kebun dapat
diperoleh berdasarkan hasil pengamatan morfologi
tanah di lapangan dengan sampel lokasi yang proporsional dan hasil analisa
tanah di laboratorium dengan pengambilan sampel tanah. Tiap satuan peta tanah
minimal diwakili oleh satu profil tanah, yang mencakup sifat dan data macam
tanah, fisiografi, bentuk wilayah dan bahan induk.
Kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai
jenis tanah antara lain: Tanah Podsolik Coklat, Podsolik Kuning, Podsolik
Coklat Kekuningan, Podsolik Merah Kuning, Hidromorfik Kelabu, Alluvial,
Regosol, Gley Humik, Organosol (Tanah Gambut).
Sifat
fisik dan sifat kimia setiap jenis tanah memang berbeda-beda. Oleh karena itu
tingkat produksi setiap jenis tanah juga berbeda. Bagi tanaman kelapa sawit
sifat fisik tanah lebih penting daripada sifat kesuburan kimiawinya, karena
kekurangan suatu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan.
Tanah Podsolik Merah Kuning termasuk
tanah yang subur dan cocok untuk tanaman kelapa sawit. Jenis-jenis tanah
demikian banyak dijumpai di perkebunan kelapa sawit di Sumatera Timur dan Aceh.
Sedangkan Tanah Podsolik Kuning termasuk miskin hara terutama fosfat dan
magnesium.
Penyusunan peta bentuk wilayah atau
lereng dilakukan melalui pengamatan lereng bersamaan dengan pengamatan tanah di
lapangan dengan menggunakan klinometer
dan kompas. Saat yang sama juga
dilakukan pengamatan vegetasi atau
penggunaan lahan yang datanya diperlukan untuk menyusun peta penggunaan lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun