Jumat, 02 Februari 2018

Karakteristik Pasar CPO Ke USA


Menurut pengamatan dan riset yang kami lakukan bahwa larangan minyak mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia yang masuk ke pasar Amerika Serikat tidak akan menghambat produksi CPO Indonesia.  Indonesia juga tidak perlu serius menanggapi penolakan Amerika Serikat atas produk minyak sawit mentah dari Indonesia, yang diberlakukan sejak 28 Januari 2012 lalu. Karena ekspor CPO Indonesia relatif hanya sedikit sekali  yang masuk pe kasar ekspor Amerika Serikat.

Sebagaimana diketahui  pasar utama CPO Indonesia adalah ke China, Korea, India, Jepang dan negara Asia dan Asean, termasuk untuk kebutuhan dalam negeri sendiri. Berdasarkan  data, ekspor minyak mentah Indonesia masuk pasar ke Amerika Serikat 2011 lalu hanya sebanyak 62.000 ton dari total produksi Indonesia sebesar 23,5 juta ton. Sedangkan untuk jumlah ekspor CPO  mencapai 16,5 juta ton selama 2011 dengan total nilai sekitar 68,2 juta dolar Amerika Serikat. Sehingga pengaruhnya tidak terlalu signifikan. Bahkan  menurut humas PT Swakarsa Sinar Sentosa (Swakarsa Group),  mengatakan, larangan minyak mentah Indonesia masuk Amerika Serikat Januari 2012 tidak mempengaruhi proses produksi CPO perseroan. Tidak pengaruh bagi Swakarsa Group, bahkan target perseroan, produk akan terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan beberapa negara dan kebutuhan dalam negeri.

Pasar Ekspor CPO Indonesia menurut  Riset yang kami lakukan,  ke Amerika Serikat masih berjalan normal, walaupun sedikit terjadi penurunan pada tahun 2008 dan 2009 lalu  akibat dari krisis global, dimana harga CPO sempat mengalami penurunan yang cukup drastis, namun pada tahun 2010 -2011 dan kembali meningkat setelahnya. Walupun    hambatan pemasaran adanya kampanye anti minyak nabati dari ASA juga masih menjadi kendala bagi pasar ekspor CPO Indonesia.

Permintaaan minyak sawit mentah (CPO) di Amerika Serikat (AS) dalam delapan tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan mencapai 60%, seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak makan dan biofuel di negara tersebut.

Sementara itu menurut sumber PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, potensi CPO untuk masuk ke pasar AS terutama untuk pangan mencapai sekitar enam juta pon. Namun, ada kendala yang harus dihadapi produsen CPO, karena di California ada ketentuan "trans fatty acid" (asam lemak) harus di bawah 1%.

Disamping itu bahwa masih banyak persepsi konsumen di AS yang menilai minyak sawit memiliki tingkat kesehatan lebih rendah dibanding minyak nabati lainnya seperti minyak zaitun, minyak kedele dan minyak jagung. Namun itu masalah teknis yang harus dihadapi di AS. Tantangan yang dihadapi akan semakin besar bila ketentuan mengenai asam lemak itu berlaku di seluruh negara bagian AS.

Sebagaimana diketahui pasar minyak nabati Amerika Serikat didominasi oleh minyak kedelai, jagung, dan biji-bijian dari produsen lokal (ASA), Argentina dan Brasilia. Pasar CPO Amerika Serikat walaupun dipasok dari produsen minyak sawit asal Kolumbia, Ekuador, Honduras, Mexiko dan lainnya tetapi hasil produksinya sebagain besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Kebutuhan minyak sawit Amerika Serikat menurut Oil Word setiap tahunnya rata-rata mencapai sebesar 997 ribu ton - 1 juta ton. Dari total kebutuhan tersebut dipasok dari Indonesia rata-rata sebesar 150 ribu ton per tahun. Sisanya dipasok dari Malaysia, Filipina, Kolumbia, Ekuador dan negara produsen sawit lainnya.

Bahkan pada tahun 2015 Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, ekspor mentah CPO Indonesia ke Amerika Serikat tidak ada hanya ekspor pada minyak hasil refenery sebesar 593,96 ribu ton dengan total nilai ekspor   US$ 332.74 juta, yang mencakup Solid fractions of refined palm oil,packing of a net weight_20kg, Solid fractions of refined palm oil,packing of a net weight > 20kg, Unsolid fractions of refined palm oil,packing net weight_20kg, dan Unsolid fractions of refined palm oil,packing net weight < 20kg

Kesimpulannya
  1. Pasar  Amerika Serikat didominasi oleh minyak kedelai, jagung, dan biji-bijian dari produsen lokal (ASA), Argentina dan Brasilia
  2. Biarpun di wilayah ini terdapat produsen minyak sawit, Kolumbia, Ekuador dal lainnya tetapi hasil produksinya sebagain besar untuk kebutuhan dalam negerinya.
  3. Hambatan pemasaran di wilayah ini adalah adanya kampanye anti minyak nabati dari ASA.
    Kemungkinan bisa dijajaki kerja sama perkelapasawitan  dengan ASA, tanpa merugikan usaha kedelai mereka. 
  4. Ekspor CPO Indonesia ke Amerika Serikat  rata-rata sebanyak 1,08 juta ton  per tahun.
  5. Kebutuhan minyak sawit Amerika Serikat menurut Oil Word setiap tahunnya rata-rata mencapai sebesar 997 ribu ton - 1.000 ribu ton

Selengkapnya 10 besar ekspor CPO Mentah Indonesia pada tahun 2015

No Negara Ekspor Ton (000) Nilai US $ (000)
1 JAPAN 3.821 2.112.621
2 HONG KONG 1.044 600.082
3 KOREA, REPUBLIC OF 620 346.107
4 CHINA 604 332.928
5 SINGAPORE 581 338.527
6 MALAYSIA 579 340.498
7 VIET NAM 170 96.565
8 INDIA 114 68.887
9 PAKISTAN 95 57.706
10 SRI LANKA 37 22.486
11 Negara Lainnya 121 70.772

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun