Jumat, 09 Februari 2018

Sifat Tanah (Analisa Kesesuain Lahan)



SIFAT FISIK TANAH
            Potensi kesuburan tanah digambarkan oleh jenis tanah dan jumlah unsur hara yang ada didalam tanah. Jenis dan jumlah unsur hara tersebut belum dapat mencerminkan tingkat produksi tanaman kelapa sawit. Kesuburan tanah tidak hanya ditunjukkan oleh sifat kimia tanah, namun juga didukung oleh sifat fisik tanah dan faktor lingkungan yang ada di sekitar calon area lokasi.
            Sifat fisika tanah merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Sifat fisik tanah tersebut akan sangat mempengaruhi tindakan pengelolaan tanah. Sifat fisik tanah yang baik akan memberikan kesempatan pada akar tanaman untuk berkembang secara luas. Zone perkembangan akar kelapa sawit yang paling banyak adalah sekitar 1 meter di lapisan tanah bagian atas.
            Kedalaman tanah dan tekstur tanah penting untuk diketahui. Tekstur adalah perbandingan relatif partikel-partikel seperti liat, debu dan pasir yang dinyatakan dalam persen. Konsistensi tanah dalam keadaan lembab perlu diamati langsung di lapangan, sehingga sangat diketahui konsistensinya tergolong gembur atau sangat gembur untuk lapisan atas dan tergolong teguh atau sangat teguh untuk lapisan bawahnya. Dengan kata-lain, kelapa sawit menghendaki tanah yang subur, gembur, memiliki solum yang tebal, tanpa lapisan cadas, datar dan drainasenya baik. Kemiringan tanah yang dianggap masih baik bagi tanaman kelapa sawit adalah antara 0—15°. Sedangkan diatas kemiringan 15° harus dibuat teras kontur.
Tindakan dalam pengelolaan tanah jika konsistensi gembur tidak perlu ada tindakan khusus, tetapi jika teguh atau tekstur liat perlu tindakan khusus dengan pengolahan tanah dalam dan atau penambahan bahan organik dengan mengubur seresah atau dengan penggunaan pupuk organik.

           SIFAT KIMIA TANAH

            Sifat kimia tanah adalah keasaman tanah dan komposisi kandungan hara mineral yang ada dalam tanah. Sifat kimia tanah yang baik berarti tanah tersebut dapat menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah yang cukup dan dalam keadaan tersedia untuk diserap oleh akar. Tanaman kelapa sawit harus berada pada keadaan cukup dan seimbang dalam mendapatkan semua unsur hara yang diperlukan.
Untuk memperoleh gambaran status kesuburan tanah, perlu dilakukan pengambilan contoh dan analisis tanah yang lengkap di laboratorium. Sifat dan kondisi kimia tanah diperoleh dari penilaian kualitatif pengamatan di lapangan dan data kuantitatif dari hasil analisa laboratorium yang dilakukan dengan sampel tanah yang diambil di kedalaman tanah 10—30 cm. dan 30—60 cm.
            Sifat-sifat kimia tanah yang dinilai antara lain dari kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, reaksi tanah (pH) dan basa-basa dapat ditukar (Na, K, Mg dan Ca). Perlu juga dianalisis sifat-sifat lain yang mempengaruhi keseimbangan dari status hara dalam tanah, seperti Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), kejenuhan Al dan pH tanah. Keasaman tanah (pH) sangat menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur-unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah antara 4—6,5 sedangkan pH optimum berkisar 5—5,5. Permukaan air tanah dan pH sangat erat kaitannya dengan ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar.
            Reaksi tanah yang sangat asam (pH kurang dari 4,0) menunjukkan aktivitas Alumunium (Al) yang tinggi dalam mengikat posfor dan merupakan faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Keasaman dari tanah merupakan suatu faktor utama yang membatasi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh keasaman tanah, keracunan H, Al, Mn dan kekahatan (keterbatasan) unsur hara P, Ca, Mg, K dan Mo, baik karena kandungan unsurnya yang rendah atau ketersediaannya yang rendah sebagai akibat tanah yang asam maupun drainase yang buruk.
            Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB) merupakan sifat kimia tanah yang penting, karena erat kaitannya dengan tingkat ketersediaan unsur hara tanah. KTK  merupakan kemampuan tanah untuk memperoleh atau menukarkan kation atau anion dalam kompleks jerapan (adsorpi), sedangkan kejenuhan basa menunjukkan persentase jumlah basa dalam tanah yang dibutuhkan tanaman.
            Humus dan liat merupakan koloid-koloid tanah yang berguna sebagai tempat sarana berlangsungnya pertukaran kation dan anion dalam larutan tanah karena dapat mengadsorpsi (mengikat kuat) kation-kation pada permukaannya. Kation-kation yang teradsorpsi dipertukarkan dengan kation lainnya dalam kompleks jerapan (kompleks kumpulan tempat mengikat dan menempelnya kation). Kation Ca, Mg, K dan Na adalah kation-kation yang teradsorpsi permukaan kompleks jerapan.
            Untuk meningkatkan kesuburan tanah, ketersediaan unsur hara, serta mempertahankan dan meningkatkan produksi, perlu pemupukan yang berimbang antara produksi tanaman kelapa sawit, unsur hara yang tersedia dan dosis yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang sifatnya membangun