SIFAT FISIK TANAH
Potensi kesuburan tanah digambarkan
oleh jenis tanah dan jumlah unsur hara yang ada didalam tanah. Jenis dan jumlah
unsur hara tersebut belum dapat mencerminkan tingkat produksi tanaman kelapa
sawit. Kesuburan tanah tidak hanya ditunjukkan oleh sifat kimia tanah, namun
juga didukung oleh sifat fisik tanah dan faktor lingkungan yang ada di sekitar
calon area lokasi.
Sifat fisika tanah merupakan salah
satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa
sawit. Sifat fisik tanah tersebut akan sangat mempengaruhi tindakan pengelolaan
tanah. Sifat fisik tanah yang baik akan memberikan kesempatan pada akar tanaman
untuk berkembang secara luas. Zone perkembangan akar kelapa sawit yang paling
banyak adalah sekitar 1 meter di lapisan tanah bagian atas.
Kedalaman tanah dan tekstur tanah
penting untuk diketahui. Tekstur
adalah perbandingan relatif partikel-partikel seperti liat, debu dan pasir yang
dinyatakan dalam persen. Konsistensi tanah dalam keadaan lembab perlu diamati
langsung di lapangan, sehingga sangat diketahui konsistensinya tergolong gembur
atau sangat gembur untuk lapisan atas dan tergolong teguh atau sangat teguh
untuk lapisan bawahnya. Dengan kata-lain, kelapa sawit menghendaki tanah yang
subur, gembur, memiliki solum yang tebal, tanpa lapisan cadas, datar dan
drainasenya baik. Kemiringan tanah yang dianggap masih baik bagi tanaman
kelapa sawit adalah antara 0—15°. Sedangkan diatas kemiringan 15° harus dibuat
teras kontur.
Tindakan
dalam pengelolaan tanah jika konsistensi gembur tidak perlu ada tindakan
khusus, tetapi jika teguh atau tekstur liat perlu tindakan khusus dengan
pengolahan tanah dalam dan atau penambahan bahan organik dengan mengubur seresah atau dengan penggunaan pupuk
organik.
SIFAT KIMIA TANAH
Sifat kimia tanah adalah keasaman
tanah dan komposisi kandungan hara mineral yang ada dalam tanah. Sifat kimia
tanah yang baik berarti tanah tersebut dapat menyediakan unsur-unsur hara dalam
jumlah yang cukup dan dalam keadaan tersedia untuk diserap oleh akar. Tanaman
kelapa sawit harus berada pada keadaan cukup dan seimbang dalam mendapatkan
semua unsur hara yang diperlukan.
Untuk
memperoleh gambaran status kesuburan tanah, perlu dilakukan pengambilan contoh
dan analisis tanah yang lengkap di laboratorium. Sifat dan kondisi kimia tanah
diperoleh dari penilaian kualitatif pengamatan di lapangan dan data kuantitatif
dari hasil analisa laboratorium yang dilakukan dengan sampel tanah yang diambil
di kedalaman tanah 10—30 cm. dan 30—60 cm.
Sifat-sifat kimia tanah yang dinilai
antara lain dari kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, reaksi tanah (pH)
dan basa-basa dapat ditukar (Na, K, Mg dan Ca). Perlu juga dianalisis
sifat-sifat lain yang mempengaruhi keseimbangan dari status hara dalam tanah,
seperti Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), kejenuhan Al dan pH
tanah. Keasaman tanah (pH) sangat menentukan ketersediaan dan keseimbangan
unsur-unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah antara
4—6,5 sedangkan pH optimum berkisar 5—5,5. Permukaan air tanah dan pH sangat
erat kaitannya dengan ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar.
Reaksi tanah yang sangat asam (pH
kurang dari 4,0) menunjukkan aktivitas Alumunium (Al) yang tinggi dalam
mengikat posfor dan merupakan faktor
penghambat pertumbuhan tanaman. Keasaman dari tanah merupakan suatu faktor
utama yang membatasi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh keasaman tanah, keracunan H, Al, Mn dan kekahatan (keterbatasan) unsur hara P, Ca, Mg, K dan Mo, baik
karena kandungan unsurnya yang rendah atau ketersediaannya yang rendah sebagai
akibat tanah yang asam maupun drainase yang buruk.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan
Kejenuhan Basa (KB) merupakan sifat kimia tanah yang penting, karena erat
kaitannya dengan tingkat ketersediaan unsur hara tanah. KTK merupakan kemampuan tanah untuk memperoleh
atau menukarkan kation atau anion
dalam kompleks jerapan (adsorpi),
sedangkan kejenuhan basa menunjukkan persentase jumlah basa dalam tanah yang
dibutuhkan tanaman.
Humus dan liat merupakan koloid-koloid tanah yang berguna sebagai tempat sarana
berlangsungnya pertukaran kation dan anion dalam larutan tanah karena dapat
mengadsorpsi (mengikat kuat) kation-kation pada permukaannya. Kation-kation
yang teradsorpsi dipertukarkan dengan kation lainnya dalam kompleks jerapan
(kompleks kumpulan tempat mengikat dan menempelnya kation). Kation Ca, Mg, K
dan Na adalah kation-kation yang teradsorpsi permukaan kompleks jerapan.
Untuk meningkatkan kesuburan tanah,
ketersediaan unsur hara, serta mempertahankan dan meningkatkan produksi, perlu
pemupukan yang berimbang antara produksi tanaman kelapa sawit, unsur hara yang
tersedia dan dosis yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun