Indonesia sebagaimana dikemukakan, saat ini tercatat sebagai negara produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar dunia, dengan luas areal tertanam sawit pada tahun 2011 tercatat sudah mencapai 8.90 juta ha atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat seluas 8.38 juta ha, dan produksinya pada tahun yang sama juga tercatat sudah mencapai sebesar 21.3 juta ton, meningkat menjadi 22.5 juta ton. Dari total produksi tersebut telah di ekspor ke berbagai negara sebesar 16.3 juta ton atau sekitar 65 % dari total produksi. Namun akhir-akhir ini CPO Indonesia masih harus menghadapi tantangan cukup berat di pasar Uni Eropa (UE) maupun Amerika. Karena saat ini di UE terdapat aturan EU Directive mengenai ketentuan emisi rumah kaca yang telah diberlakukan pada 2011 lalu sehingga ekspor CPO Indonesia sering mengalami berbagai hambatan.
Dalam aturan tersebut negara UE tidak bisa mengimpor CPO karena dianggap komoditas tersebut tidak memenuhi ketentuan mengenai pembatasan emisi negara itu. Akibatnya, CPO yang masuk ke pasar UE harus melalui aturan yang cukup ketat. Karena penguasaan pasar CPO dipasaran UE lebih besar daripada minyak nabati lainnya seperti seperti rapeseed, minyak kedelai, maupun minyak bunga matahari, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat.
Gagasan sertifikasi CPO diusung oleh para pebisnis CPO yang tergabung dalam kelompok Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan solusi untuk bisa menembus pasaran tersebut. Kendati menyerukan kepada pengusaha kelapa sawit untuk memiliki sertifikat RSPO, namun belum ada target berapa perusahaan yang akan mendapatkan sertifikat RSPO untuk tahun ini. Karena semakin banyak perusahaan yang mengajukan RSPO akan semakin baik.
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sendiri adalah suatu forum persatuan para pemilik kepentingan minyak sawit dari beberapa negara. Forum ini dimotori oleh pemangku kepentingan dari Eropa Barat untuk membangun kelapa sawit yang berkelanjutan dengan menerapkan delapan prinsip, antara lain , komitmen terhadap transparansi, memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku; komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang; penggunaan praktek terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik; tanggung jawab lingkungan dan konservasi kekayaan alam dan keanekaragaman hayati; tanggungjawab kepada pekerja, individu dan komunitas dari kebun dan pabrik; pengembangan perkebunan baru secara bertanggung jawab; dan komitmen terhadap perbaikan terus-menerus pada wilayah utama aktivitas.
Namun kenyataannya di pasar, ekspor CPO Indonesia dan minyak CPO lainnya secara umum laju pertumbuhannya masih meningkat cukup pesat. Selama tahun 2007-2011 misalnya, ekspor Indonesia tercatat sebesar 11.9 juta ton dengan nilai US$ 7.9 miliar, meningkat pada tahun 2008 menjadi 14.3 juta ton dengan nilai US$ 12,4 miliar, pada tahun 2009 volumenya kembali meningkat menjadi 16.8 juta ton, namun nilainya sedikit menurun menjadi US$ 10.4 miliar, namun pada tahun 2010 volumenya sedikit menurun menjadi 16.3 juta ton, namun nilainya meningkat sebesar 29.9 % dibandingkan tahun sebelumnya menjadi UU$ 13.5 miliar. Sementara pada tahun 2011 volume ekspornya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu tercatat mencapai 16.4 juta ton, namum nilainya meningkat cukup pesat mencapai US$ 17.3 miliar. Atau selama 5 tahun terakhir volumenya meningkat rata-rata sebesar 9.84 % per tahun, sedangkan nilai rata-rata naik sebesar 44.5 % pertahun. Meningkatnya nilai ekspor CPO Indonesia dalam 5 tahun terakhir ini terkait dengan harga komoditas tersebut yang cenderung meningkat. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tahun | CPO Mentah | CPO Lainnya |
(Ton) | (Ton) | |
1990 | 881.991 | 133.589 |
1991 | 1.084.509 | 83.180 |
1992 | 970.629 | 59.643 |
1993 | 1.221.803 | 410.209 |
1994 | 1.306.615 | 324.588 |
1995 | 1.004.403 | 260.621 |
1996 | 986.363 | 685.594 |
1997 | 1.448.362 | 1.519.227 |
1998 | 403.843 | 1.075.435 |
1999 | 865.427 | 2.433.560 |
2000 | 1.817.664 | 2.292.363 |
2001 | 1.849.142 | 3.054.076 |
2002 | 2.804.792 | 3.528.916 |
2003 | 2.892.130 | 3.494.279 |
2004 | 3.819.927 | 4.841.720 |
2005 | 4.564.788 | 5.811.004 |
2006 | 5.199.287 | 5.272.628 |
2007 | 5.701.286 | 6.174.132 |
2008 | 7.904.179 | 6.386.508 |
2009 | 11.119.997 | 4.829.956 |
2010 | 11.158.124 | 4.979.609 |
2011 | 10.428.085 | 5.470.354 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun