Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian
sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan
atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi
dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.
Kesesuaian
lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.
Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian
lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial).
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik
tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukanmasukan
yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa
karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh
tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian
lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan.
Lahan
yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif,
atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih
memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman
yang lebih sesuai. Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO
(1976) dapat dibedakan menurut tingkatannya, yaitu tingkat Ordo, Kelas,
Subkelas dan Unit.
Ordo
adalah keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara
lahan yang tergolong sesuai (S=Suitable) dan lahan yang tidak sesuai (N=Not Suitable).
Kelas adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Berdasarkan tingkat
detail data yang tersedia pada masing-masing skala pemetaan, kelas
Tab
Kesesuaian Lahan
No
|
Kelas
|
Keterangan
|
1
|
Kelas S1
|
Sangat Sesuai Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata
terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor pembatas bersifat minor
dan tidak akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan secara nyata.
|
2
|
Kelas S2
|
Cukup Sesuai Lahan mempunyai faktor pembatas, dan factor pembatas ini akan
berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan (input).
Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri.
|
3
|
Kelas S3
|
Sesuai Marginal Lahan mempunyai faktor pembatas
yang berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap
produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada
lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi factor pembatas pada S3 memerlukan
modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan (intervensi)
pemerintah atau pihak swasta.
|
4
|
Kelas N
|
Tidak Sesuai karena mempunyai faktor
pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.
|
Sumber : Balai Penelitian Tanah dan World
Agroforestry Centre
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar yang sifatnya membangun